Count visitor

Minggu, 15 April 2012


Ketika Rasa Malas Mengalahkan Kreatifitas


Begitu banyak Fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini, salah satunya adalah fenomena COPAS (Copy-Paste) yang terjadi di kalangan Pelajar termasuk saya sendiri sebagai Mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi sehingga semua orang dapat dengan mudah mengakses informasi melalui Internet, maka dari itu dengan kemudahan yang ada tentu orang-orang befikir “kalau ada jalan yang mudah kenapa memilih jalan yang susah”.
Seperti misalnya seorang Guru memberikan tugas kepada muridnya untuk membuat naskah pidato tentang Hari Kemerdekaan maka dengan memasukan kata kunci melalui mesin pencari Google lalu menekan Enter maka akan muncul beribu-ribu atau bahkan berjuta-juta website yang menampilkan informasi tentang naskah pidato tersebut dan pelajar tadi tinggal memilih naskah pidato mana yang akan ia gunakan lalu tinggal di save atau langsung di print.
Contoh lainnya seorang Dosen memberikan tugas berupa makalah kepada mahasiswanya maka dengan mudah pula mahasiswa tadi mencari bahan melalui internet walaupun informasi tersebut belum akurat karena tidak mencantumkan sumber kalaupun beruntung mendapatkan data yang dilengkapi dengan sumber itu pun tergantung keahliannya dalam menggunakan internet dan terkadang tak jarang pula data yang tidak lengkap tadi di gabung-gabungkan hingga menjadi sebuah makalah.
Kegiatan COPAS ini disebut dengan Plagiat sedangkan pelaku dari kegiatan COPAS disebut Plagiator karena mengambil atau meniru pekerjaan seseorang tanpa ijin orang yang membuatnya, berbagai alasan diungkapkan oleh seorang plagiator mulai dari karna banyaknya tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru atau dosen mereka, lagi pula dalam pikiran mereka karya tulis itu tidak akan dibaca serius oleh Guru atau Dosen karena keterbatasan waktu dan kesibukannya yang penting sudah dikumpul. Alasan lain, mungkin karena mereka memang pemalas dan kegiatan menulis dipandang sebagai pekerjaan yang sulit sehingga mereka memilih cara yang paling mudah yaitu COPAS (copy-paste).
Apapun alasannya sebenarnya tindakan Copy-Paste ini tidak baik apalagi kalau sampai menjadi budaya yang akhirnya hanya akan menciptakan generasi yang malas dan tidak kreatif sama sekali yang hanya bisa meniru atau merubah sedikit dari karya orang lain yang orisinil lalu menyebut itu sebagai karyanya. Pemerintah sekarang ini sedang menggalakkan budaya menulis namun nampaknya akan sulit terealisasi kalau tidak ada solusi yang konkrit dalam menangani masalah Plagiat dan Copy-Paste di kalangan pelajar. Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan yaitu :
  1. Memberikan pedoman/etika pengutipan karya tulis orang lain, misalnya dengan senantiasa mencantumkan nama dan alamat website yang di kutip.
  2. Memberikan pelatihan menulis/mengarang agar mereka dapat mengungkapkan idenya dengan lebih baik ke dalam karya tulis.
  3. Membiasakan mereka mempresentasikan karya tulisnya di depan kelas. Dengan cara ini, mereka mau tidak mau akan mempelajari isi paper yang dibuatnya dengan serius.
  4. Mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif. Artinya, dalam menulis mereka mampu mengelaborasi isi karyanya dengan sedemikian rupa sehingga mencerminkan hasil kreatifitas dan pemikiran alternatif.
  5. Menjelaskan betapa pentingnya kemampuan menulisa atau mengarang itu kelak setelah mereka mulai bekerja atau menempuh studi lanjut.
  6. Menumbuhkan rasa malu kalau melakukan copy-paste tulisan orang lain sebagai karya sendiri, juga merasa malu kalau sesuatu yang dihasilkan tidak mengandung nilai kebaruan sebagai hasil kreativitas diri sendiri.
Untuk mengurangi fenomena copy-paste yang belakangan ini menjadi trend sekaligus mendorong peningkatan budaya tulis-menulis di kalangan Pelajar dan Mahasiswa, banyak pihak yang dapat berperan. Diantaranya, pihak Lembaga Pendidikan termasuk Guru dan Dosen, Keluarga, Lembaga Pemerintah terkait dan pihak Swasta/Masyarakat yang peduli dengan hal ini. Maka dari itu perlu adanya peran serta kita semua dalam hal menumbuhkan minat membaca dan budaya menulis sehingga tidak ada lagi generasi copy-paste.
Ikhsan Rahmat
Ilmu Komunikasi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar