Penulis : Adrizal
Mahasiswa jurusan
Bahasa, Sastra dan Humaniora Minangkabau
Presiden Susilo Bambang Yudoyono
(SBY) beberapa bulan yang lalu telah meberikan isyarat bahwa BBM pasti akan
dinaikkan pada awal bulan ini,namun hal ini mendapakan kecaman dari berbagai
pihak,terutama elemen sengenap masyarakat indonesia.
Salah
satu yang mendorong Pemerintah megambil
kebijakan untuk menaikannya Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah karena meroket dan membludaknya harga
minyak mentah dunia.Dalam hal ini saya melakukan wawancara langsung dengan
beberapa masyarakat baik itu dikampung maupun masyakat perkotaan,bahkan
melakukan wawancara dengan beberapa orang Mahasiswa mengenai kenaikan minyak
dalam hal ini BBM,menurut bapak Riyanto warga Nagari Sungai Nanam, Kecamatan
Lembah Gumanti, Kabupaten Solok bahwa kebijakan Pemerintah Menaikan menaikan
Bahar Bakar Minyak menyensarakan kami akan mengalami berbagai kesulitan didalam
mendalami kehidupan ini apalagi saya adalah seorang petani yang bermata
pencariyan tak menentu tentulah akan mempersulit dalam menjalani kehidupan yang NAN MAHA IKO
NAN BAK MANYANDA DIDAHAN LAPUAK,TATOMPANG BIDUAK NAN TIRIH.
Menurut pak Riyanto kalau BBM naik bertuan untuk
menyelamatkan segenap masyarakat miskin indonesia itu bukanlah solusi satunya
Bahan Bakar Minyak Meroket tetapi,Saya
dan seluruh masyarakat miskin indonesia akan menderita dikehidupan modern yang hanya
dapat dinikmati oleh mereka kaum kaum elit sementara kami masyarakat tidak
dapat merasakannya.Berapa musim bulan terkh ir ini, panen kami mengalami
kegagalan sulitnya mendapatkan pupuk,mahalnya pestisda dan membludaknya harga
Insektisida membuat kami masyarakat tani tak mampu lagi untuk melengkapi bahan
bahan pokok utama dalam hal bertani NAN KAYO SAMAKIN KAYO,NAN BANSAIK SAMAKIN
BANSAIK.Berapa hal inilah yang membuat sebagian besar kami kaum petani
mengalami kegagalan dalam bertani.
Menurut
Gumilang Surya Mahasiswa Jurususan
pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Padang ini , apabila BBM naik ada kebiasaan buruk bagi
segian kecil kebiasaan masyarakat
Indonesia menjelang kenaikan Bahan Bakar Minyak,terutama para pengecer.
Mereka berupaya membeli Bahan Bakar Minyak sebanyak bayaknya, kemudian
menyimpannya. Ketika harga telah naik , BBM itu dijualnya , maka dapatlah
mereka keuntungan yang Meroket Ganda.Padahal itu merugikan orang banyak.
Ketika BBM yang harusnya mencukupi
sampai batas yang ditentukan , akhirnya habis sebelum yang masanya.Akibat
terjadi antrean panjang di Stasium Pengisian Bahanbakar Umum.Kemudian manurut
Petra Rahmat Hidayat Mahasiswa Jurusan Peternakan Universitas Andalas salah
satu Aktifis kampus hijau ini kebijakan pemerintah menaikkan Bahan Bakar Minyak Ko Samo Bak Mancari Kutu
Dalam Ijuak,Bak Mancari Sipatuang Dalam Kacang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar