Count visitor

Minggu, 15 April 2012

KENAIKAN BBM BUKANLAH SOLUSI


Penulis : Adrizal
Mahasiswa jurusan Bahasa, Sastra dan Humaniora Minangkabau
    Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) beberapa bulan yang lalu telah meberikan isyarat bahwa BBM pasti akan dinaikkan pada awal bulan ini,namun hal ini mendapakan kecaman dari berbagai pihak,terutama elemen sengenap masyarakat indonesia.
     Salah satu yang  mendorong Pemerintah megambil kebijakan untuk menaikannya Bahan Bakar Minyak (BBM)  adalah karena meroket dan membludaknya harga minyak mentah dunia.Dalam hal ini saya melakukan wawancara langsung dengan beberapa masyarakat baik itu dikampung maupun masyakat perkotaan,bahkan melakukan wawancara dengan beberapa orang Mahasiswa mengenai kenaikan minyak dalam hal ini BBM,menurut bapak Riyanto warga Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok bahwa kebijakan Pemerintah Menaikan menaikan Bahar Bakar Minyak menyensarakan kami akan mengalami berbagai kesulitan didalam mendalami kehidupan ini apalagi saya adalah seorang petani yang bermata pencariyan tak menentu tentulah akan mempersulit  dalam menjalani kehidupan yang NAN MAHA IKO NAN BAK MANYANDA DIDAHAN LAPUAK,TATOMPANG BIDUAK NAN TIRIH.
     Menurut  pak Riyanto kalau BBM naik bertuan untuk menyelamatkan segenap masyarakat miskin indonesia itu bukanlah solusi satunya Bahan Bakar Minyak Meroket  tetapi,Saya dan seluruh masyarakat miskin indonesia akan menderita dikehidupan modern yang hanya dapat dinikmati oleh mereka kaum kaum elit sementara kami masyarakat tidak dapat merasakannya.Berapa musim bulan terkh ir ini, panen kami mengalami kegagalan sulitnya mendapatkan pupuk,mahalnya pestisda dan membludaknya harga Insektisida membuat kami masyarakat tani tak mampu lagi untuk melengkapi bahan bahan pokok utama dalam hal bertani NAN KAYO SAMAKIN KAYO,NAN BANSAIK SAMAKIN BANSAIK.Berapa hal inilah yang membuat sebagian besar kami kaum petani mengalami kegagalan dalam bertani.
     Menurut Gumilang Surya Mahasiswa Jurususan  pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Padang ini ,  apabila BBM naik ada kebiasaan buruk bagi segian kecil kebiasaan masyarakat  Indonesia menjelang kenaikan Bahan Bakar Minyak,terutama para pengecer. Mereka berupaya membeli Bahan Bakar Minyak sebanyak bayaknya, kemudian menyimpannya. Ketika harga telah naik , BBM itu dijualnya , maka dapatlah mereka keuntungan yang Meroket Ganda.Padahal itu merugikan orang banyak. Ketika  BBM yang harusnya mencukupi sampai batas yang ditentukan , akhirnya habis sebelum yang masanya.Akibat terjadi antrean panjang di Stasium Pengisian Bahanbakar Umum.Kemudian manurut Petra Rahmat Hidayat Mahasiswa Jurusan Peternakan Universitas Andalas salah satu Aktifis kampus hijau ini kebijakan pemerintah menaikkan Bahan Bakar Minyak Ko Samo Bak Mancari Kutu Dalam Ijuak,Bak Mancari Sipatuang Dalam Kacang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar