Count visitor

Rabu, 06 Juni 2012

Cerpen


Negeri Bertabur Anime

           “Jepang adalah negeri impianku, jepang adalah tujuanku, dan jepang adalah kebahagianku”, kalimat itu yang terus diucapkan Aya gadis penggila anime. Liburan ke Jepang adalah impian terbesarnya. Segala upaya dan cara dilakukannya demi terwujudnya impiannya liburan ke Jepang. Mulai dari mengikuti kuis dari komik jepang yang hadiahnya liburan ke Jepang sampai dengan susah payah menyisihkan uangnya untuk ke Jepang. 

Mencintai semua anime jepang telah digeluti Aya semenjak ia duduk dibangku sekolah dasar sampai sekarang dikala ia sudah menjadi seorang mahasiswi. Banyak temannya yang menganggap Aya terlalu berlebihan, Cuma karena menggilai tokoh anime Jepang seperti one piece, doraemon, detective conan, dan lainnya ingin liburan ke negeri sakura tersebut. Namun itulah keunikkan Aya.

Aya berusaha mengumpulkan uang dari ia SMP sampai sekarang ini untuk bisa menginjakkan kakinya ke negeri anime tersebut. Tapi hasilnya nihil sampai sekarang uangnya juga belum cukup.

“Ya, ke Jepang itu mahal lo”, ujar Nina sahabat Aya yang menyaksikan Aya lagi sibuknya menghitung uang dengan seriusnya. “Yup, aku tahu Nin, pokoknya aku harus ke Jepang tahun ini, titik nggak pake koma” balas Aya dengan antusiasnya dan sahabatnya hanya geleng kepala melihat tingkah sahabatnya tersebut.

Keyakinan Aya untuk dapat liburan ke Jepang sangat besar, sampai-sampai tidak ada satupun orang yang dapat mematahkannya termasuk orang tuanya. Sempat Aya berfikir apakah impiannya tersebut masuk akal atau tidak, namun kecintaan terhadap anime lebih besar dibandingkan semuanya.

Haripun terus berjalan tapi Aya tak kunjung juga dapat mewujudkan impiannya ke Jepang. Penghujung tahun mulai mendekati namun uang yang dikumpulkannya tak kunjung mencukupi. Aya pasrah akan semua ini, ia memutuskan untuk membatalkan mewujudkan impiannya tersebut karena segala upaya yang dilakukannya sia-sia. Aya mencoba mengubur impiannya dalam-dalam. Namun, yang terjadi pada Aya adalah ia depresi akan semua ini. Berdiam diri dikamar selama beberapa hari tak cukup juga untuk mengembalikan kehidupannya.

“Nak, besok kita ke Bandung ya, lihat nenek?”, ucap ibu Aya yang tidak tega melihat anaknya terlalu kecewa karena tidak bisa mewujudkan impiannya tersebut. Aya pun setuju dan mereka langsung berangkat keesokkan harinya ke Bandung.

 Indahnya kota Bandung tak kunjung dapat memulihkan keadaan Aya. Kedua orangtuanya mengajak Aya untuk mengelilingi kota Bandung sebelum sampai ke rumah neneknya. Namun, Aya tetap diam dan tetap menikmati kekecewaannya. Orangtua Aya pun cemas melihat anaknya, mungkin anaknya terkena sindrom pencinta sesuatu yang fanatik dan membutuhkan seorang psikolog.

Neneknya menyambut Aya dengan hangatnya dan Aya hanya tersenyum tanpa adanya balasan yang lain. Terlalu dalam kekecewaan Aya tak bisa mewujudkan impiannya liburan ke Jepang dan melihat langsung tokoh anime yang disukainya. “Sayang, ntar tidur bareng nenek ya?”, ucap nenek Aya dan Aya hanya manggut.
“Impian yang belum terwujud itu wajar sayang”
“Iya nek Aya tau, tapi Aya terlanjur kecewa”  
“ Iya sayang, terlihat jelas dari pancaran dirimu yang kecewa, mungkin tahun ini belum kesempatan kamu untuk mewujudkan impianmu liburan ke Jepang, tapi nenek percaya suatu saat nanti kamu bisa mewujudkannya percayalah sayang”

Aya tersenyum mendengar ucapan neneknya dan membuat dirinya terhibur sehingga bangkit dari kekecewaanya yang mendalam. Aya berpikir semua yang dikatakan neneknya tadi benar adanya. Suatu saat ia pasti akan menginjakkan kakinya ke negeri bertabur beribu anime tersebut. “Jepang tunggu kedatanganku”.


Nadya Milda
Fakultas Hukum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar