Count visitor

Jumat, 15 Juni 2012

artikel


Batu Batikam dalam Rahasianya

Oleh : Eka Ananda Putri

          Batu batikam menjadi trendsetter tersendiri bagi penikmat sejarah. Sejarah yang terukir pada batu batikam ini terletak di nagari limau kaum. Menurut tambo adat menye­butkan, bahwa di sanalah nagari pertama terbentuk sesudah Pariangan sebagai Nagari Tuo, dibangun oleh Cati Bilang Pandai dengan anaknya Datuak Parpatiaah nan Sa­batang, berikut dengan empat Koto lainnya yaitu Balai Labuah, Balai Batu, Kubu Rajo dan Kampai Piliang, kelima Koto ini hingga se­karang disebut sebagai Lima Kaum.

           Batu Batikam memiliki sejarah yang klusial. Bermula dari perbedaan pandangan antara dua saudara pemimpin kaum, yaitu Datuak Papatiah nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan. Datuak Parpatiah, menginginkan masyarakat diatur dalam semangat yang “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi” (demokratik). Sedang Datuak Katumangguangan, menginginkan rakyat diatur dalam sebuah tatanan yang “berjenjang naik, bertangga turun” (hierarkhial).

 Perbedaan yang kemudian meruncing menjadi perdebatan, bahkan menjurus menjadi pertikaian. Karena tidak ingin saling melukai, kedua datuak ini menikamkan pedang dan kerisnya pada batu. Kedua batu itu sekarang, dikenal dengan nama “Batu Batikam” (Batu yang ditikam). Yang satu berdiri tegak di tepi jalan Limo Kaum (papatiah nan sabatang), di Batu Sangkar Sumatera Barat. Yang lain, ditelan oleh waktu dan hanya tinggal cerita.

Sejarah dua pemimpin yang mempunyai pandangan yang berbeda namun tidak ingin menyakiti satu sama lainnya ini menjadi objek wisata yang banyak minati oleh masyarakat luas. terlebih lagi batu yang di tikam datuak katumangguangan masih menjadi rahasia alam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar