Count visitor

Selasa, 26 Juni 2012


KEMANA KEJUJURAN ITU ?
Oleh : Nurweni Putri*


Jujur, suatu kata yang mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Kemanapun kita melangkah pasti akan melihat orang–orang dengan mudahnya mengucapkan kata jujur seperti barang obralan yang sedang dijajalkan dipinggir jalan. Tetapi, jujur juga telihat seperti barang langka yang akan punah karena teramat sulit untuk menemukan orang yang melakukannya. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah pada umumnya orang mengakui jujur adalah prinsip hidupnya ?
Coba kita perhatikan di tanah air kita ini, Indonesia. Negeri yang teramat kaya akan keindahan dan kesuburan alamnya tetapi amat miskin dengan kejujuran. Dimana-mana orang melakukan kebohongan. Di lingkungan pendidikan ; siswa yang tidak jujur dengan melihat ‘jimat penyelamat’ ketika ujian. Di lingkungan masyarakat ; pendagang yang memberatkan timbangan untuk mendapatkan keuntungan besar. Di lingkungan politik ; para pejabat dan petinggi negeri ini yang menggelapkan uang rakyat demi kemewahan hidupnya sehingga korupsi membudidaya dengan mudahnya. Lalu kepada siapa akan kita sematkan kepercayaan ini ? Kata siapa lagi yang akan kita dengar?  Kemana kejujuran itu ? Miris memang.
Memang kadang kala untuk mengatakan suatu kejujuran terasa amat menyakitkan. Sehingga kita mengkambinghitamkan ‘kebohongan demi kebagian orang lain’ untuk menutupi kejujuran. Tapi tidakkah kita menyadari bahwa kebohongan itu jauh lebih menyakitkan ? Tidakkah kita berfikir bahwa kejujuran itu harus tetap dikatakan meskipun akan terasa pahit. Bukankah kadang kala hidup itu memang pahit ? Apakah kita akan menambah lagi rasa pahit itu dengan kebohongan?
Bolehkah kita bermimpi sesaat bahwa manusia di negeri ini malakukan kejujuran ? Mungkin  semua permasalahan di negeri ini kan mudah terselesaikan. Tidak akan ada lagi persoalan baru yang akan muncul ketika persaoalan lama belum terselesaikan. Begitu damainya negeri ini jika manusia bertanggung jawab dengan ucapannya. Tapi itu semua sepertinya akan tetap menjadi mimpi yang sia-sia. Kita mungkin  juga akan tetap mencari-cari atas pertanyaan kita sendiri tanpa jawaban yang pasti, “Kemana Kejujuran itu?” 

*penulis merupakan mahasiswa
Jurusan Matematika angkatan 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar