KEMANA KEJUJURAN ITU ?
Oleh : Nurweni Putri*
Jujur, suatu kata yang mudah
untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Kemanapun kita melangkah pasti
akan melihat orang–orang dengan mudahnya mengucapkan kata jujur seperti barang
obralan yang sedang dijajalkan dipinggir jalan. Tetapi, jujur juga telihat
seperti barang langka yang akan punah karena teramat sulit untuk menemukan
orang yang melakukannya. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah pada umumnya
orang mengakui jujur adalah prinsip hidupnya ?
Coba kita perhatikan di
tanah air kita ini, Indonesia. Negeri yang teramat kaya akan keindahan dan
kesuburan alamnya tetapi amat miskin dengan kejujuran. Dimana-mana orang
melakukan kebohongan. Di lingkungan pendidikan ; siswa yang tidak jujur dengan
melihat ‘jimat penyelamat’ ketika ujian. Di lingkungan masyarakat ; pendagang
yang memberatkan timbangan untuk mendapatkan keuntungan besar. Di lingkungan
politik ; para pejabat dan petinggi negeri ini yang menggelapkan uang rakyat
demi kemewahan hidupnya sehingga korupsi membudidaya dengan mudahnya. Lalu
kepada siapa akan kita sematkan kepercayaan ini ? Kata siapa lagi yang akan
kita dengar? Kemana kejujuran itu ?
Miris memang.
Memang kadang kala untuk
mengatakan suatu kejujuran terasa amat menyakitkan. Sehingga kita
mengkambinghitamkan ‘kebohongan demi kebagian orang lain’ untuk menutupi
kejujuran. Tapi tidakkah kita menyadari bahwa kebohongan itu jauh lebih
menyakitkan ? Tidakkah kita berfikir bahwa kejujuran itu harus tetap dikatakan
meskipun akan terasa pahit. Bukankah kadang kala hidup itu memang pahit ?
Apakah kita akan menambah lagi rasa pahit itu dengan kebohongan?
Bolehkah kita bermimpi
sesaat bahwa manusia di negeri ini malakukan kejujuran ? Mungkin semua permasalahan di negeri ini kan mudah
terselesaikan. Tidak akan ada lagi persoalan baru yang akan muncul ketika
persaoalan lama belum terselesaikan. Begitu damainya negeri ini jika manusia
bertanggung jawab dengan ucapannya. Tapi itu semua sepertinya akan tetap
menjadi mimpi yang sia-sia. Kita mungkin
juga akan tetap mencari-cari atas pertanyaan kita sendiri tanpa jawaban
yang pasti, “Kemana Kejujuran itu?”
*penulis
merupakan mahasiswa
Jurusan
Matematika angkatan 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar