Count visitor

Kamis, 28 Juni 2012

feature

Wide Shot Metro TV ke UBH
          Padang 13 Juni 2012, tim Wide Shot Citizen Journalist Metro TV mengunjungi Universitas Bung Hatta. Acara ini diselenggarakan oleh Wawasan Proklamator yang merupakan pers mahasiswa Universitas Bung Hatta. Meskipun audien terlihat sepi, Rony sang tentor yang merupakan produser Wide Shot Citizen Jurnalist Metro TV tetap semangat memberikan penjelasan mengenai pelatihan Citizen Journalist ini. Sang tentor memberikan materi tanpa teori sama sekali hanya dengan diskusi, apalagi bagi peserta yang beruntung mendapatkan souvenir dari Wide Shot yang membuat peserta tambah antusias. Namun, sebelum itu tentu ada persyaratannya yaitu mempraktekkan bagaimana membawakan liputan yang hanya berdurasikan dua menit saja di depan layar kaca. Selain itu peserta juga diperlihatkan liputan anggota CJ yang menarik dan telah ditayangkan di televisi. “Tidak mudah memang, namun apabila telah terlatih berbicara akan membuat presenter percaya diri tampil di depan layar kaca. Kuncinya hanya latihan berbicara dan tampil percaya diri” kata Rony menambahkan. Acara ini dimulai pukul 08.30 sampai selesai di Gedung B Universitas Bung Hatta.     Peserta berasal dari berbagai perguruan tinggi, mulai dari UBH. Unand, UNP dan UPI.
          Wide shot sendiri tayang di metro TV dari hari Senin hingga Jumat selama 4 jam. Keberadaan Citizen Journalist dikarenakan ketika media tidak bisa meliput semua kejadian di seluruh kota. Misalnya ketika terjadi bencana di suatu daerah yang saat itu tidak ada wartawan yang meliput, bisa saja salah seorang dari CJ mengambil videonya dan menjadi sebuah berita yang tayang di TV. Hal itu menjadikan daerah-daerah di Indonesia dikenal karena terjadinya peristiwa tersebut. Seperti yang diketahui sebagai media audiovisual,  Metro TV memiliki audienser pengambil kebijakan dan kalangan menengah atas. Wide Shot mempunyai target 50 paket liputan Citizen Journalist ketika berada Sumatera. Padang merupakan daerah pertama di Sumatera yang dikunjungi karena menurut sang produser, Padang masih memiliki nilai kelokalan yang sangat kuat. Dengan syarat liputan yang dimuat tidak mengandung unsur fitnah dan berhubungan dengan SARA, liputan yang  dimuat harus kreatif dan inovatif. Adalah kepuasan batin bagi wartawan ketika tindakannya memberikan manfaat bagi orang banyak. Karena itu sebagai wartawan harus bisa berkomunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat, mengetahui bagaimana meloby dan meyakinkan orang lain. Sampai saat ini anggota Citizen Journalist mencapai 44.000 orang.
          Selama pelatihan para peserta diajarkan bagaimana format proses peliputan di Citizen Journalist mulai dari pembukaan, pilihan diksi yang dianjurkan menggunakan kalimat aktif dan to the point sampai dengan penutup yang lebih baik memberikan konklusi dan dianjurkan sekali agar tidak promosi. Posisi presenter disini sebagai penggali informasi dari narasumber dan usahakan agar tidak menggunakan kalimat tertutup. Yang terpenting dalam memberikan penjelasan dilarang menyebutkan brand suatu produk dan manfaatkan waktu yang hanya dua menit tersebut dengan sebaik-baiknya. Kemudian sesuai instruksi dari tentor, peserta pelatihan melakukan diskusi mengenai filler yang akan ditampilkan sebagai bukti telah diadakannya pelatihan CJ ini di kota Padang dan setelah itu peserta makan siang bersama.                         Salah satu wartawan senior kontributor dari kota Padang, Afriyandi saat diwawancarai disela-sela pelatihan di ruang seminar tersebut mengatakan, “pelatihan Citizen Journalist ini akan menambah Curiculum Vitae bagi peserta. Dapat mengasah kemampuan menulis pada bidang media cetak, bisa mengedit dan menciptakan gambar karya sendiri. Ilmu semacam itu tidak mudah didapat karena butuh biaya besar. Dengan adanya Wide Shot ini semoga mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.” Beliau sudah merasakan suka duka jadi wartawan, oleh karena itu ia berharap peserta bisa menjadi jurnalis yang professional. Juga Ena, salah satu anggota dari WP berpendapat bahwa acara ini memang bagus untuk calon jurnalis karena merupakan suatu yang baru menjadi anggota CJ, bisa menambah wawasan tentang bagaimana meliput untuk media elektronik diluar kemampuan menulis berita.
          Selesai dari ruang seminar peserta lalu menuju kantor DPRD Sumbar Tingkat 1 di Ulak Karang Padang untuk mengambil filler yang berlatarbelakang rumah gadang. Semula peserta berencana akan pergi ke museum Adityawarman sebagai tempat pengambilan latar, namun karena mengingat waktu hari itu banyak yang langsung turun ke lapangan pergi meliput diusulkan saja di kantor DPRD ini. Menjelang pergi kesana sempat dimintai tanggapan Bapak Indra selaku ketua pelaksanaan pelatihan dari Wawasan Proklamator “kebetulan adik-adik WP inikan dibidang jurnalistik, saya langsung setuju kalau tim Wide Shot ini mengunjungi Padang.  Pelatihan Jurnalis seperti ini mahal harganya, saya harap adik-adik mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal karena liputan mereka akan ditayangkan. Namun masih sedikit yang berani meliput karena mungkin masih ragu dan belum tau topik apa yang mau diambil. Bahkan selama perjalanan akan ada topik yang menarik untuk diliput.” Beliau mengusulkan beberapa topik yang bisa diliput hari itu juga yaitu pengrajin batu lado (pengrajin cobekan cabe)  dan pembuatan kincir air. Setelah itu beberapa peserta dimimta untuk tack langsung dengan kamera. Ternyata lama sekali hanya untuk menyebutkan bebrapa kata “kami mendengar,melihat dan melaporkan”. Lagi Mas Rony sang produser mengingatkan “Hanya menyebutkan beberapa kata saja lamanya hampir sejam, bayangkan itu kalau tampil di televisi. Memang begitu kalau mau tayang, semuanya harus optimal.” 
          Setelah itu baru kita menuju kantor DPRD untuk menampilkan filler yang telah direncanakan sebelumnya. Di bawah terik matahari yang serasa menyengat kulit, kita dituntut untuk layak tampil di televisi. Pembukaan lagu “Kambanglah Bungo” membuat kita jadi semangat dan sekreatif mungkin menunjukkan bahwa inilah anggota CJ dari Padang yang akan meliput peristiwa yang terjadi sekitar daerah ini. Ditutup dengan idiom lokal “rancak bana” menggambarkan pelatihan ini memang bagus untuk calon jurnalis.  “Acara yang seru banget, teman-teman peserta maupun yang dari Metro TV sendiri juga gag kalah asik. TOP BGT deh” ujar Cilla salah satu peserta dari UNP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar