Count visitor

Kamis, 28 Juni 2012

feature

Wide Shot Metro TV ke UBH
          Padang 13 Juni 2012, tim Wide Shot Citizen Journalist Metro TV mengunjungi Universitas Bung Hatta. Acara ini diselenggarakan oleh Wawasan Proklamator yang merupakan pers mahasiswa Universitas Bung Hatta. Meskipun audien terlihat sepi, Rony sang tentor yang merupakan produser Wide Shot Citizen Jurnalist Metro TV tetap semangat memberikan penjelasan mengenai pelatihan Citizen Journalist ini. Sang tentor memberikan materi tanpa teori sama sekali hanya dengan diskusi, apalagi bagi peserta yang beruntung mendapatkan souvenir dari Wide Shot yang membuat peserta tambah antusias. Namun, sebelum itu tentu ada persyaratannya yaitu mempraktekkan bagaimana membawakan liputan yang hanya berdurasikan dua menit saja di depan layar kaca. Selain itu peserta juga diperlihatkan liputan anggota CJ yang menarik dan telah ditayangkan di televisi. “Tidak mudah memang, namun apabila telah terlatih berbicara akan membuat presenter percaya diri tampil di depan layar kaca. Kuncinya hanya latihan berbicara dan tampil percaya diri” kata Rony menambahkan. Acara ini dimulai pukul 08.30 sampai selesai di Gedung B Universitas Bung Hatta.     Peserta berasal dari berbagai perguruan tinggi, mulai dari UBH. Unand, UNP dan UPI.
          Wide shot sendiri tayang di metro TV dari hari Senin hingga Jumat selama 4 jam. Keberadaan Citizen Journalist dikarenakan ketika media tidak bisa meliput semua kejadian di seluruh kota. Misalnya ketika terjadi bencana di suatu daerah yang saat itu tidak ada wartawan yang meliput, bisa saja salah seorang dari CJ mengambil videonya dan menjadi sebuah berita yang tayang di TV. Hal itu menjadikan daerah-daerah di Indonesia dikenal karena terjadinya peristiwa tersebut. Seperti yang diketahui sebagai media audiovisual,  Metro TV memiliki audienser pengambil kebijakan dan kalangan menengah atas. Wide Shot mempunyai target 50 paket liputan Citizen Journalist ketika berada Sumatera. Padang merupakan daerah pertama di Sumatera yang dikunjungi karena menurut sang produser, Padang masih memiliki nilai kelokalan yang sangat kuat. Dengan syarat liputan yang dimuat tidak mengandung unsur fitnah dan berhubungan dengan SARA, liputan yang  dimuat harus kreatif dan inovatif. Adalah kepuasan batin bagi wartawan ketika tindakannya memberikan manfaat bagi orang banyak. Karena itu sebagai wartawan harus bisa berkomunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat, mengetahui bagaimana meloby dan meyakinkan orang lain. Sampai saat ini anggota Citizen Journalist mencapai 44.000 orang.
          Selama pelatihan para peserta diajarkan bagaimana format proses peliputan di Citizen Journalist mulai dari pembukaan, pilihan diksi yang dianjurkan menggunakan kalimat aktif dan to the point sampai dengan penutup yang lebih baik memberikan konklusi dan dianjurkan sekali agar tidak promosi. Posisi presenter disini sebagai penggali informasi dari narasumber dan usahakan agar tidak menggunakan kalimat tertutup. Yang terpenting dalam memberikan penjelasan dilarang menyebutkan brand suatu produk dan manfaatkan waktu yang hanya dua menit tersebut dengan sebaik-baiknya. Kemudian sesuai instruksi dari tentor, peserta pelatihan melakukan diskusi mengenai filler yang akan ditampilkan sebagai bukti telah diadakannya pelatihan CJ ini di kota Padang dan setelah itu peserta makan siang bersama.                         Salah satu wartawan senior kontributor dari kota Padang, Afriyandi saat diwawancarai disela-sela pelatihan di ruang seminar tersebut mengatakan, “pelatihan Citizen Journalist ini akan menambah Curiculum Vitae bagi peserta. Dapat mengasah kemampuan menulis pada bidang media cetak, bisa mengedit dan menciptakan gambar karya sendiri. Ilmu semacam itu tidak mudah didapat karena butuh biaya besar. Dengan adanya Wide Shot ini semoga mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.” Beliau sudah merasakan suka duka jadi wartawan, oleh karena itu ia berharap peserta bisa menjadi jurnalis yang professional. Juga Ena, salah satu anggota dari WP berpendapat bahwa acara ini memang bagus untuk calon jurnalis karena merupakan suatu yang baru menjadi anggota CJ, bisa menambah wawasan tentang bagaimana meliput untuk media elektronik diluar kemampuan menulis berita.
          Selesai dari ruang seminar peserta lalu menuju kantor DPRD Sumbar Tingkat 1 di Ulak Karang Padang untuk mengambil filler yang berlatarbelakang rumah gadang. Semula peserta berencana akan pergi ke museum Adityawarman sebagai tempat pengambilan latar, namun karena mengingat waktu hari itu banyak yang langsung turun ke lapangan pergi meliput diusulkan saja di kantor DPRD ini. Menjelang pergi kesana sempat dimintai tanggapan Bapak Indra selaku ketua pelaksanaan pelatihan dari Wawasan Proklamator “kebetulan adik-adik WP inikan dibidang jurnalistik, saya langsung setuju kalau tim Wide Shot ini mengunjungi Padang.  Pelatihan Jurnalis seperti ini mahal harganya, saya harap adik-adik mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal karena liputan mereka akan ditayangkan. Namun masih sedikit yang berani meliput karena mungkin masih ragu dan belum tau topik apa yang mau diambil. Bahkan selama perjalanan akan ada topik yang menarik untuk diliput.” Beliau mengusulkan beberapa topik yang bisa diliput hari itu juga yaitu pengrajin batu lado (pengrajin cobekan cabe)  dan pembuatan kincir air. Setelah itu beberapa peserta dimimta untuk tack langsung dengan kamera. Ternyata lama sekali hanya untuk menyebutkan bebrapa kata “kami mendengar,melihat dan melaporkan”. Lagi Mas Rony sang produser mengingatkan “Hanya menyebutkan beberapa kata saja lamanya hampir sejam, bayangkan itu kalau tampil di televisi. Memang begitu kalau mau tayang, semuanya harus optimal.” 
          Setelah itu baru kita menuju kantor DPRD untuk menampilkan filler yang telah direncanakan sebelumnya. Di bawah terik matahari yang serasa menyengat kulit, kita dituntut untuk layak tampil di televisi. Pembukaan lagu “Kambanglah Bungo” membuat kita jadi semangat dan sekreatif mungkin menunjukkan bahwa inilah anggota CJ dari Padang yang akan meliput peristiwa yang terjadi sekitar daerah ini. Ditutup dengan idiom lokal “rancak bana” menggambarkan pelatihan ini memang bagus untuk calon jurnalis.  “Acara yang seru banget, teman-teman peserta maupun yang dari Metro TV sendiri juga gag kalah asik. TOP BGT deh” ujar Cilla salah satu peserta dari UNP.

Selasa, 26 Juni 2012

SEMUT ; si Teladan yang Baik
Oleh : Nurweni Putri



Tuhan tidak menciptakan sesuatu tanpa tujuan. Sesuatu yang diciptakannya selalu memiliki pelajaran yang berguna bagi kehidupan manusia. Tidak terkecuali semut yang biasanya kita pandang sebagai binatang kecil tanpa ada kekuatan yang berarti. Pernahkah kita sejenak untuk memperhatikan bagaimana kehidupan semut yang ternyata banyak pelajaran yang dapat kita teladani.
Coba perhatikan ketika semut bertemu dengan sesamanya, mereka akan saling bertegur sapa satu sama lain. Hal ini menunjukan bahwa mereka saling komunikatif dan rendah diri. Mereka memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menguasai tekniknya secara baik, sehingga mampu menyampaikan segala informasi yang diperlukan tanpa menimbulkan kesalah-pahaman. Berusaha selalu optimis dalam setiap langkah, namun tidak sombong dan selalu menghargai serta menghormati orang lain.
            Saat musim kemarau akan tiba, tanpa dikomandoi si mungil ini akan mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya untuk persiapan. Sehingga mereka memiliki persediaan makanan untuk dimakan bersama-sama di saat yang lain sibuk mencari makan dan kekurangan. Dari fakta ini, kita dapat belajar bahwa  semut memiliki inisiatif dalam menjalankan usaha berdasarkan motivasi yang kuat untuk maju dan mencapai tujuan tanpa menunggu komando dan tidak menyimpang dari kebijakan negaranya sendiri. Mereka juga peduli dan peka terhadap segala hal yang terjadi dalam lingkungannya serta selalu memelihara rasa cinta kasih kepada sesama.
            Ketika semut bekerja mengumpulkan makanan, mereka akan bekerja secara profesional, tekun, dan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal. Binatang yang termasuk jenis serangga ini memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan hidup bersama. Untuk itu, diperlukan disiplin yang tinggi dalam menjalankan semua peraturan dan ketentuan demi mencapai tujuan.
            Dari semua sifat yang dimiliki oleh semut, kita sebagai manusia tidakkah merasa malu terhadap binatang yang terkadang tidak kita harapkan kehadirannya ini. Kita sering bermalas – malas tanpa melakukan kegiatan satu apapun di saat segudang pekerjaan menunggu untuk kita sentuh. Dalam dunia pekerjaan ataupun organisasi, kita terkadang bersikap egois dan mementingkan keperluan diri sendiri. Sehingga kita tidak peduli dengan sesama dan tidak peka terhadap lingkungan di sekitar kita. Bahkan terkadang kita tidak saling menghargai antar sesama karena kurangnya komunikasi yang baik.
            Kita juga tidak disiplin dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Sering datang terlambat pergi ke sekolah, ke kantor, ataupun menghadiri rapat tanpa merasa rugi karena telah membuang – buang waktu yang tidak akan pernah bisa kembali. Peraturan yang telah ditetapkan untuk kebaikan bersama pun kita langgar dengan seenaknya.
            Ada baiknya kita belajar dari semut yang memiliki segudang teladan yang patut untuk dicontoh. Kita yang ‘notaben’-nya sebagai mahkluk paling sempurna justru sering merasa tinggi hati dan memandang remeh pada yang lainnya. Padahal tanpa kita sadari banyak di sekeliling kita yang dapat kita ambil pelajaran untuk menjalani kehidupan.
           



KEMANA KEJUJURAN ITU ?
Oleh : Nurweni Putri*


Jujur, suatu kata yang mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Kemanapun kita melangkah pasti akan melihat orang–orang dengan mudahnya mengucapkan kata jujur seperti barang obralan yang sedang dijajalkan dipinggir jalan. Tetapi, jujur juga telihat seperti barang langka yang akan punah karena teramat sulit untuk menemukan orang yang melakukannya. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah pada umumnya orang mengakui jujur adalah prinsip hidupnya ?
Coba kita perhatikan di tanah air kita ini, Indonesia. Negeri yang teramat kaya akan keindahan dan kesuburan alamnya tetapi amat miskin dengan kejujuran. Dimana-mana orang melakukan kebohongan. Di lingkungan pendidikan ; siswa yang tidak jujur dengan melihat ‘jimat penyelamat’ ketika ujian. Di lingkungan masyarakat ; pendagang yang memberatkan timbangan untuk mendapatkan keuntungan besar. Di lingkungan politik ; para pejabat dan petinggi negeri ini yang menggelapkan uang rakyat demi kemewahan hidupnya sehingga korupsi membudidaya dengan mudahnya. Lalu kepada siapa akan kita sematkan kepercayaan ini ? Kata siapa lagi yang akan kita dengar?  Kemana kejujuran itu ? Miris memang.
Memang kadang kala untuk mengatakan suatu kejujuran terasa amat menyakitkan. Sehingga kita mengkambinghitamkan ‘kebohongan demi kebagian orang lain’ untuk menutupi kejujuran. Tapi tidakkah kita menyadari bahwa kebohongan itu jauh lebih menyakitkan ? Tidakkah kita berfikir bahwa kejujuran itu harus tetap dikatakan meskipun akan terasa pahit. Bukankah kadang kala hidup itu memang pahit ? Apakah kita akan menambah lagi rasa pahit itu dengan kebohongan?
Bolehkah kita bermimpi sesaat bahwa manusia di negeri ini malakukan kejujuran ? Mungkin  semua permasalahan di negeri ini kan mudah terselesaikan. Tidak akan ada lagi persoalan baru yang akan muncul ketika persaoalan lama belum terselesaikan. Begitu damainya negeri ini jika manusia bertanggung jawab dengan ucapannya. Tapi itu semua sepertinya akan tetap menjadi mimpi yang sia-sia. Kita mungkin  juga akan tetap mencari-cari atas pertanyaan kita sendiri tanpa jawaban yang pasti, “Kemana Kejujuran itu?” 

*penulis merupakan mahasiswa
Jurusan Matematika angkatan 2010

Jumat, 22 Juni 2012

Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa


Oleh: Aivi Yola Dwiputri

Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dengan jalan menumbuh kembangkan potensi-potensi kepribadian yang dimilikinya, yaitu potensi jasmani dan rohani. Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT). Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup individu sebagai sumber daya manusia (SDM).  Lembaga yang berperan dalam pendidikan adalah lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Dari ketiga komponen tersebut satu komponen saja yang tidak mendukung, tujuan pengembangan akan mengakibatkan kendala yang dicerminkan oleh hasil pendidikannya.
Hasil belajar mahasiswa dalam rentang waktu tertentu dikalkulasikan dalam bentuk indeks prestasi (IP) yang merupakan nilai mutu rata-rata yang diperoleh mahasiswa dalam jangka waktu tertentu. IP semester merupakan IP yang dihitung dari hasil prestasi mahasiswa dalam satu semester sedangkan IP kumulatif  (IPK) adalah IP yang dihitung dari nilai keseluruhan mata kuliah yang telah diikuti. Untuk mengetahui tingkat kecakapan seorang dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajarnya. Berdasarkan hasil belajar dapat diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan telah tercapai.
Belajar merupakan aktivitas manusia yang keberhasilannya tergantung pada, apakah orang yang terlibat siap dimotivasi untuk belajar dan menjaga motivasi itu selama belajar. Motivasi tidak terlepas dari adanya rangsangan, rangsangan dapat dalam bentuk hadiah atu hukuman.  Motivasi juga menyangkut kebiasaan yang dimiliki seseorang, misalnya kebiasaan yang baik dapat memperkuat motivasi, seperti menyelesaikan tugas sampai tuntas, kerja keras, rapi dan tepat waktu. Demikian juga sebaliknya kebiasaan bekerja yang tidak baik, asal selesai, santai dan ceroboh dapat mengganggu motivasi.
                Motivasi dapat menentukan baik atau tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasi seseorang akan giat  berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku untuk meningkatkan prestasi dan untuk memecahkan masalahnya. Aspek motivasi dalam keseluruhan pembelajaran sangat penting, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhungan dengan kegiatan belajar dan member petunjuk atas perbuatan yang dilakukannya.
Selain motivasi, lingkungan belajar yang baik akan mempengaruhi kegiatan belajar. Mahasiswa berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Ada yang tinggal bersama orang tua, kos dan lain sebagainya. Setiap mahasiswa dalam belajar memerlukan tempat dan fasilitas belajar yang baik, baik itu dikampus maupun dirumah. Fasilitas belajar menunjang untuk mencapai tujuan belajar. Fasilitas belajar  berupa sarana dan prasarana belajar ini adalah berupa tempat dan alat-alat belajar yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas belajar itu sendiri seperti: buku, alat peragaan, ruang belajar dan lain-lain.
        Buku sumber adalah faktor penunjang dalam belajar yang paling penting dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya buku sumber yang lengkap, maka gairah untuk belajar akan meningkat. Bila dikaitkan dengan hasil belajar, buku sumber merupakan pemicu semangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Semakin banyak buku sumber yang diberikan semakin besar pula konstribusinya dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Sepotong Cerita Malam

         Pekat hitam memayungi permadani langit tanpa barisan gemintang. Hembusan angin malam menyelubungi diri bersama rasa sepi. Ramai orang-orang di sekitarku bertukar senyum, menyambung kata. Saling berbicara menceritakan segala buncah bahagia yang terasa, menggambarkannya pada wajah dunia. Tengadahku pada setiap wajah. Memperhatikan segala gerik dan rangkai tingkah.
         Sebuah tangisan pecah di sudut meja itu. Kuperhatikan seorang gadis kecil tengah berurai air mata. Tangannya menggenggam sepotong paha ayam goreng. Tapi telunjuknya tetap mengarah pada potongan lain di tangan gadis kecil yang satunya lagi. Anak kembar. Sungguh lucu dan menggemaskan.
            “Ayla, sudah nak. Itu punya Yola. Punya Ayla kan ada, sayang?” bujuk seorang wanita paruh baya berjilbab biru.
                 Gadis kecil bernama Ayla masih saja merengut. Yola juga terdiam. Tak lama kemudian, diulurkannya potongan ayam gorengnya pada Ayla.
              “Nih, punya Yola buat Ayla aja. Jangan nangis lagi, nanti Yola sedih,” ujarnya polos.
       Ayla, si gadis berbaju kuning itu terdiam sebentar. Dikunyahnya potongan ayam gorengnya namun tiba-tiba berhenti.
               “Huwaaa..”tangisnya lagi.
               “Kok menangis lagi,Ayla?”tanya sang ibu.
           “Ayla maunya makan sama Yola juga. Nih, satu ayamnya buat Yola,” katanya sesegukan sambil mengulurkan tangan pada kembarannya.
               Yola menerimanya dan merekapun makan dengan lahap.
               Seorang pria berkumis tipis dengan cuatan rambut putih di sela-sela rambut hitamnya tersenyum memandang kedua gadis kecilnya. Sejak tadi dia hanya diam memperhatikan tingkah kedua bidadari kecilnya. Kedua tangannya lalu mengelus lembut kepala gadis-gadis kecil yang sedang mengunyah ayam gorengnya itu.
               “Sa..Melisa,”
        Aku mendengar namaku dipanggil seseorang. Ternyata Rita,sahabatku.
“Pesanan kita udah datang dari tadi tuh. Ntar sup ayammu dingin. Dari tadi kok diam saja? Apa yang kamu pikirin?” tanyanya beruntun.
            Aku menggeleng sambil tersenyum, mengatakan tanpa suara bahwa segalanya baik-baik saja. Sekilas, diarahkannya pandang ke tempat keluarga kecil yang kuperhatikan sedari tadi lalu Rita mengangguk singkat.
            “Hmm, lagi homesick lagi ya?” tanyanya prihatin.
            Mau tak mau aku mengangguk. Inilah sulitnya belajar hidup mandiri selama menjalani studi di perguruan tinggi yang jauh dari kampung halaman. Waktu liburan yang seharusnya kuisi dengan bercengkerama bersama keluarga di kota asalku kini harus tertunda karena kewajiban lain yang diamanahkan padaku.
         “Selesai ini, kita balik ke panti asuhan lagi,ya Sa. Tadi aku udah beliin selimut tebal sama sarung bantal baru untuk anak-anak panti. Biar mereka senang dapat hadiah. Duh,rasanya senang banget melihat senyum di wajah mereka,” cerocos Rita sambil mengunyah kentang gorengnya.
         Aku mengangguk.Tiap suapan yang kumakan membawaku pada kilas balik memori saat aku masih dirumah dulu.Tentang ibu yang sering berdiam di dapur, menyiapkan makanan dan camilan saat hari libur. Mengingat ayah yang terkadang membawa martabak saat pulang kerja. Mengingat adik-adik yang sering menyebalkan namun sangat kurindukan.
     Teringat rumah tempat aku merasa tiap masalah ada jawabannya. Tempat orang-orang yang kucinta bernaung dan saling membagi suka dan duka. Rasanya sudah tak sabar lagi ingin mengakhiri tanggung jawab ini lalu pergi. Pergi menyongsong suatu ranah tempat segala sesak dapat ku hembus hingga tak bersisa, tempat segala cerca dan murka dapat kucuci dengan aliran keikhlasan. Tempat kucuran air mata mampu kuhentikan menetesi pelimbahan duka.
          Setelah ini. Setelah bakti sosial di panti asuhan Az Zahra ini nanti digelar, aku akan memacu lari menuju kedamaian rengkuhan keluarga. Kuhadiahkan buah tangan pada ayah, ibu dan kedua adik-adikku tentang berbagai kisah yang terjadi sejak terakhir kali bertemu, termasuk betapa serunya membawakan tawa di wajah anak-anak yang tak lagi memiliki orang tua.
***
-Suhelnida Eka Putri-

Fakultas Farmasi Unand

cerpen


Karena Kita Sahabat
“Ah sudahlah, aku benci kalian semua.” Ucapku pada teman-temanku
“Tapi rei, apa yang salah?? Kalo ada yang salah kami minta maaf.” Jawab Neny, matanya sudah mulai berkaca-kaca.
“Ga’ da yang salah. Yang salah itu aku, habis ini kita ga usah ketemu lagi!” Lanjutku seraya berdiri meninggalkan teman-temanku.
Aku, Neny, Fikri, Rusdi, Irfan dan Putra sudah bersahabat sejak SMA. Kami berasal dari SMA yang sama, tapi setelah kuliah kami terpisah-pisah. Sebenarnya bukannya semua terpisah sih, Neny dan Putra berada di universitas yang sama walaupun berbeda fakultas. Begitu juga dengan Fikri, Irfan dan Putra, walaupun mereka tidak berada di satu universitas tapi mereka masih satu kota. Berbeda sekali denganku, aku terpisah sendiri dari mereka baik universitas maupun kota.
Hari ini adalah pertemuan rutinku tiap semester dengan sahabatku. Semenjak kami memasuki dunia kuliah, kami berjanji akan selalu berkumpul dikota tempat tinggal kami tiap libur semester. Awalnya pertemuan kami baik-baik saja, karena ketika bertemu kami membicarakan kenangan-kenangan ketika SMA. Tapi akhir-akhir ini, aku merasa kami berada dalam dunia yang berbeda. Bukan kami sih, tapi aku merasa aku berda didunia yang lain dari mereka.
Akhir-akhir ini mereka lebih sering mengobrol antara mereka saja. Aku merasa sangat sulit untuk masuk dalam pembicaraan mereka. Aku merasa tersisihkan dari mereka. Dan puncaknya hari ini, aku merasa benar-benar asing dan mengatakan untuk tidak akan bertemu mereka lagi. Benar, dalam hal ini tidak ada orang yang dapat aku salahkan. Kenapa? Karena masalahnya sendiri ada padaku. Mengapa aku berada di universitas dan kota yang berbeda dengan mereka? Jadi masalahnya ada padaku, dan untuk mengatasinya, sebaiknya aku tidak bertemu mereka lagi bukan???
            =======================================================
“Ah.... nyebelin banget dosennya...” ucap Nada
“Iya, masa kita disuruh ngumpulin tugasnya besok. Emang tugas tuh cuman dari dosen tu aja apa?? Dari dosen yang lainnya aja udah banyak!!” imbuh Sinta
“Udah-udah, walaupun kita mau ngomel gimana pun, tugasnya ga bakal jadi dikit kan.” Ucapku menhentikan semua ocehan mereka.
“Hahaa iya, ga bakal ilang juga tuh tugas!!” kata Nada, “dari pada ngomel, kita ke audit ja yuk!! Kan lagi ada acara tuh disana, sekalian lit-liat gitu” tambahnya.
“Boleh-boleh!!” jawab Sinta bersemangat. Akhirnya kami bertiga pergi ke audit. Jarak antara gedung tempat kami kuliah tadi dengan Auditarium tidak terlalu jauh. Hanya dengan berjalan kaki selama sepuluh menit kami sampai di Audit.
Di auditorium terlihat sangat ramai, ada banyak stand-stand yang berdiri disana. Sebenarnya wajar saja, karena ini adalah acara kampus tingkat internasional. Maksudnya semua peserta yang ikut dalam acara ini bukan hanya dari beberapa universitas saja tapi dari semua universitas yang ada di Indonesia.
“liat-liat, disana ada stand aksesoris, kesana yuk!!” ajak sinta setelah dia melihat sekitar dan menemukan stand yang paling dia sukai, tentu saja.
“Ih lucu-lucu ya,” kataku sambil melihat semua aksesoris yang ada di stand itu.” Eh, liat yang ini, lucukan??” tambahku sambil mengambil salah satu jepit rambut dan memperlihatkannya pada Nada dan Sinta.
Ternyata aku terlalu sibuk melihat-lihat sehingga tidak menyadari kalau seseorang tengah berbicara dengan Nada dan Sinta yang ada disampingku. Iseng, aku mencoba mendengarkan mereka. Ternyata cowok yang sedang berbicara dengan mereka bertanya letak sebuah fakultas dan Sinta dengan cerianya menerangkan pada cowok itu. Karena penasaran aku mendekati mereka, semakin dekat aku mendengar suara mereka semakin jelas dan tunggu dulu........ sepertinya aku mengenal suara cowok ini. Dan setelah aku bisa melihat wajahnya, ternyata benar. Cowok itu adalah Putra, salah seorang sahabatku.
“Rei, sini deh!!” panggil Nada.
Sinta yang tadinya sedang menjelaskan pada Putra, melihat kearahku begitu juga dengan Putra. Aku  semakin menciut, rasanya aku mau lari saja dari tempat ini sekarang. Napa sih nih anak ada disini??” gumamku.
“Reiza, apa kabar??” ucap Putra yang seolah baru menyadari keberadaanku. Sedetik kemudian Putra mengambil Handphonenya dan memencet tombol.” Ny, gue dah ketemu nih ma Reiza. Kasih tau yang lain, gue lagi di luar.”
Aku masih saja dengan rasa tidak percayaku mendengarkan semua yang dia ucapkan. Jadi mereka semua disini? Kok bisa?? Pertanyaan itu terus saja berputar-putar dikepalaku, hingga aku sadar seseorang sedang memanggil namaku.
“Eh Rei, dia temen kamu? Tanya Sinta. Sekarang Sinta dan Nada tengah menatapku dengan rasa ingin tahu.
“Eh, Iya kenalin gue Putra, temen SMA-nya Reiza” kata Putra sambil mengulurkan tangannya pada Sinta dan Nada.
Dari arah auditorium aku melihat beberapa wajah yang sangat kukenal keluar dan berjalan kearahku. Neny berjalan lebih cepat ketika dia melihatku dan langsung memelukku sesampainya ditempatku berada.
“Rei, aku kangen banget tau sama kamu” ungkapnya tanpa melepaskan pelukannya dariku. Dadaku sesak, bukan karena pelukannya, tapi karena menahan air mata yang sudah mau mengalir dimataku. Ya ampun, ternyata aku begitu merindukan mereka. Sudah hampir satu semester berlalu semenjak aku meninggalkan mereka, dan aku sama sekali tidak menghubungi mereka bahkan tidak membalas semua SMS yang mereka kirimkan untukku.
“eh iya, ni temen kamu ya Rei?” tanya Neny sambil melepaskan pelukannya, seolah baru menyadari keberadaan Nada dan Sinta. Kulihat Nada dan Sinta merasa canggung berada dikelilingi oleh orang-orang yang tidak mereka kenali. Apalagi hampir semuanya cowok.
“iya, ni temen-temen aku. Kenalin, ini Nada ma Sinta.” Ucapku setelah menemukan kembali suaraku, “Nada, Sinta ini Neny, Fikri, Irfan dan Rusdi.
Ternyata mereka semua kelihatannya mudah sekali untuk akrab satu sama lain. Apalagi dengan adanya Irfan yang bisa membuat suasana menjadi menyenangkan. Sementara yang lain melihat-lihat sekeliling stand yang ada, aku dan Neny duduk disebuah bangku taman. Hmn... jujur, susah sekali menjelaskan suasana hatiku sekarang. Antara senang, sedih dan perasaan lainnya.
“Kamu ga mau nanya kenapa kami disini?” tanya Neny memulai pembicaraan.
“Jujur, terlalu banyak yang pengen aku tanya, tapi aku ga tau mau mulai dari mana..” jawabku.
“Rei, kamu masih marah? Sebenarnya aku mengerti kenapa kamu marah waktu itu. Tapi kami bukan bermaksud membuatmu merasa asing. Sungguh, kami ga da maksud sama sekali” ujar Neny sambil menggenggam tanganku. Aku tidak tahu apa yang harus aku jawab, jadi aku hanya diam.”Kamu tau? Beberapa minggu yang lalu seorang seorang dosen menunjukku untuk menjadi perwakilan sebuah lomba. Ketika aku mengetahui lomba itu diadakan kampusmu, aku langsung mengajak yang lain untuk ikut dan ternyata mereka juga diminta untuk jadi perwakilan dari kampus mereka.” Lanjut Neny.
“.....” aku masih saja diam
“Hari ini kami baru sampai disini dan karena aku dan Putra sudah menyelesaiin bagian kami, kami pergi nanya ke orang-orang dimana fakultasmu. Ntar kalo dah ketemu, abis yang lain selesai kita mau kesana.” ucapnya sambil tersenyum. Pantes saja tadi Putra bertanya pada Sinta dan Nada. Ternyata mereka nyari aku toh.
=========================================================
Hari ini, hari terakhir Neny, Fikri, Irfan, Rusdi dan Putra berada disini. Setelah beberapa hari bertemu dengan mereka, mulutku masih saja bungkam. Aku sama sekali tidak mengatakan apa-apa mengenai kejadian itu. Bahkan aku hanya berbicara seperlunya saja dengan mereka. Tiap kali aku bertemu mereka hanya Nada dan Sinta yang sering berbicara, aku lebih banyak diamnya.
“Rei, kamu ga nganterin temen-temenmu??” tanya Sinta padaku ketika kuliah selesai.
“eh, ga ah, aku meles!” jawabku.
“Rei, nih ada titipan buat kamu!!” panggil Nada yang tiba-tiba sudah ada disampingku. Hari ini jadwal kuliah Nada berbeda denganku dan Sinta. Jadi dia baru datang kekampus waktu kami sudah selesai kuliah.
“he?? Dari siapa??” tanyaku penasaran
 “liat aja sendiri!!” ujarnya sambil memberikan sebuah amplop padaku.
Ketika membuka amplop tersebut, aku langsung mengenali tulisan-tulisan yang ada disana. Ternyata itu surat dari mereka.

Dear Reiza
Rei, kamu masih marah juga lagi sama kami?? Apa yang mesti aku lakuin biar kamu ga marah lagi?? Aku pikir kalo kami dah ketemu ma kamu, kamu bakalan berenti marahnya. Ternyata ga ya.... tapi walaupun kamu marah dan ga mau ketemu kami lagi, kami bakal tetap nungguin kamu ditempat yang sama dengan tempat kita janjian dulu. Kamu tetap bakal jadi sahabat yang paling aku sayangi. HAPPY BIRTHDAY DEAR ^_^

Rei, gimana kabar loe?? Loe kok jadi pendiam ya waktu ketemu ma kami. Atau jangan-jangan loe beneran benci ma kami?? Yah walaupun loe ga nganggap kami lagi, kami bakal tetap jadi sahabat loe. HAPPY BIRTHDAY!! Cuman satu yang mesti loe ingat, kami selalu ada buat loe J
Rere, jangan marah lagi dong... ayo senyum... kami sayang kok ma Reiza... HAPPY BIRTHDAY ^^

HAPPY BIRTHDAY Rei... semoga ntar kalo kita ketemu loe udah ga marah lagi....
Seorang sahabat tidak akan pergi ketika kamu menyuruhnya untuk pergi. Begitulah kami, kami ga bakalan ninggalin kamu walau itu permintaanmu. Kita tetap sahabat selamanya... HAPPY BIRTHDAY!!

Nb: sebenarnya kita datang kesini buat ngerayain ulang tahunmu. Tapi kamu kayaknya ga mau gitu. Ya udah MET ULTAH aja, moga bahagia, tambah cantik, tambah baik, tambah pa lagi ya?? Pokoknya tambah yang baik-baik deh!!! J


Mutiara Afriza