Budaya
Jujur Saat Ujian.
Ujian
akhir semester (UAS) tengah dijalani oleh hampir sebagian besar mahasiswa
sebagai syarat untuk memperoleh nilai yang selama ini ditunggu-tunggu. Ujian
sepertinya masih menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa, sama saja seperti
ketika mereka masih bersekolah di SMA, SMP, atau bahkan seperti waktu masih SD.
Cemas, panik, dan terkadang sampai stres memikirkan ujian tersebut. Apakah
begitu parahnya mental mahasiswa dalam menghadapi ujian?
Sebagian
dari mereka yang tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian namun
tetap menginginkan nilai yang bagus, biasanya mereka akan menempuh jalan pintas
agar tetap sukses menjalani ujian. Jalan pintas yang di tempuh biasanya adalah
membuat “jimat” ini terdengar seperti mantra-mantra dukun saja. “jimat” yang merupakan contekan kecil yang
diselipkan ketika ujian sering menjadi
penolong dalam menjawab soal yang diberikan. Apakah begitu kurangnya mentalitas
kejujuran dalam diri seorang intelektual hanya demi mendapatkan nilai bagus?
Pendidikan
sepertinya hanya menjadi “embel-embel” untuk mendapatkan gelar dengan ijazah
yang mempunyai nilai bagus. Maka dari itu
segala macam cara ditempuh agar ujian berhasil. Alangkah bahagianya hati
orang tua ketika mengetahui sang anak mendapatkan nilai yang memuaskan tanpa
orangtua tahu bagaimana proses anak tersebut dalam mendapatkan nilai. Kuliah sepertinya memang hanya untuk mendapatkan
gelar dan nilai bagus, tak banyak yang punya keinginan untuk mengaplikasikan
ilmu yang telah mereka dapat.
Kebiasaan
mencontek pada masa sekolah akan terbawa pada saat kuliah, tak sedikit
mahasiswa yang mengandalkan “jimat” saat ujian. Kejujuran saat ujian sepertinya
menjadi barang langka dan mahal. Budaya jujur haruslah ditamankan pada saat
kanak-kanak sehingga kebiasaan jujur tersebut akan terbawa pada saat mereka
sudah dewasa. Tidak akan ada kebanggaan ketika melihat hasil ujian yang bagus
namun tidak dari diri sendiri, melainkan hasil contekan.
Ada
banyak hal yang dapat dilakukan agar kita tidak mencontek saat ujian. Metode
pertama tentunya belajar yang cukup, tidak seharusnya metode SKS (sistem kebut semalam) digunakan ketika
ujian karena jika hanya belajar semalam sebelum ujian tidak akan efektif dan mudah terlupakan
besoknya saat ujian belajarlah jauh-jauh hari sebelum ujian. Pandai-pandailah
dalam membagi waktu, biasanya pada saat akhir semester tugaspun menumpuk. jangan samakan waktunya antara membuat tugas
dan mengulang pelajaran.
Biasaya
stres dan kepanikan melanda disaat ujian, hal itu jangan terlalu difikirkan.
Tenangkan fikiran pada saat ujian. Fikiran yang tenang dan rileks akan sangat
membantu saat ujian karena dengan
ketenagan kita akan fokus pada ujian dan tidak memikirkan hal yang lain.
Lakukanlah hal yang bisa membuat pikiran tenang, jika ada orang yang tenang hatinya saat mendengar
musik, lakukan saja atau bisa juga dilakukan dengan istirahat yang cukup dan
usahakan jangan tidur terlalu larut malam.
Ujian
akan menjadi hal yang menyenangkan saat kita melakukannya dengan persiapan yang
cukup matang. Datanglah lebih awal pada saat ujian agar tidak tergesa-gesa
ketika ujian dimulai, dan yang tidak kalah pentingnya adalah perlengkapan ujian
seperti kartu ujian, pena, pensil, papan alas dan lain sebagainya.
Tidak
ada hal yang perlu ditakutkan saat ujian berlangsung, jalani saja dengan
pikiran positif dan menjunjung tinggi kejujuran. Tidak akan ada artinya jika
nilai bagus namun dari hasil contekan.
Persiapan yang matang memang sangat dibutuhkan ketika akan melaksanakan ujian.
Hasil yang baik memang selalu menjadi impian semua orang, namun nilainya akan berkurang jika dilakukan tanpa
kejujuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar