Count visitor

Sabtu, 19 Mei 2012

oleh : MELISA HARNIATI (FIB)


Budaya Jujur Saat Ujian.
Ujian akhir semester (UAS) tengah dijalani oleh hampir sebagian besar mahasiswa sebagai syarat untuk memperoleh nilai yang selama ini ditunggu-tunggu. Ujian sepertinya masih menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa, sama saja seperti ketika mereka masih bersekolah di SMA, SMP, atau bahkan seperti waktu masih SD. Cemas, panik, dan terkadang sampai stres memikirkan ujian tersebut. Apakah begitu parahnya mental mahasiswa dalam menghadapi ujian?
Sebagian dari mereka yang tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian namun tetap menginginkan nilai yang bagus, biasanya mereka akan menempuh jalan pintas agar tetap sukses menjalani ujian. Jalan pintas yang di tempuh biasanya adalah membuat “jimat” ini terdengar seperti mantra-mantra dukun saja.  “jimat” yang merupakan contekan kecil yang diselipkan  ketika ujian sering menjadi penolong dalam menjawab soal yang diberikan. Apakah begitu kurangnya mentalitas kejujuran dalam diri seorang intelektual hanya demi mendapatkan nilai bagus?
Pendidikan sepertinya hanya menjadi “embel-embel” untuk mendapatkan gelar dengan ijazah yang mempunyai nilai bagus. Maka dari itu  segala macam cara ditempuh agar ujian berhasil. Alangkah bahagianya hati orang tua ketika mengetahui sang anak mendapatkan nilai yang memuaskan tanpa orangtua tahu bagaimana proses anak tersebut dalam mendapatkan nilai.  Kuliah sepertinya memang hanya untuk mendapatkan gelar dan nilai bagus, tak banyak yang punya keinginan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka  dapat.
Kebiasaan mencontek pada masa sekolah akan terbawa pada saat kuliah, tak sedikit mahasiswa yang mengandalkan “jimat” saat ujian. Kejujuran saat ujian sepertinya menjadi barang langka dan mahal. Budaya jujur haruslah ditamankan pada saat kanak-kanak sehingga kebiasaan jujur tersebut akan terbawa pada saat mereka sudah dewasa. Tidak akan ada kebanggaan ketika melihat hasil ujian yang bagus namun tidak dari diri sendiri, melainkan hasil contekan.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan agar kita tidak mencontek saat ujian. Metode pertama tentunya belajar yang cukup, tidak seharusnya metode  SKS (sistem kebut semalam) digunakan ketika ujian karena jika hanya belajar semalam sebelum ujian  tidak akan efektif dan mudah terlupakan besoknya saat ujian belajarlah jauh-jauh hari sebelum ujian. Pandai-pandailah dalam membagi waktu, biasanya pada saat akhir semester tugaspun menumpuk.  jangan samakan waktunya antara membuat tugas dan mengulang pelajaran.
Biasaya stres dan kepanikan melanda disaat ujian, hal itu jangan terlalu difikirkan. Tenangkan fikiran pada saat ujian. Fikiran yang tenang dan rileks akan sangat membantu saat ujian karena dengan  ketenagan kita akan fokus pada ujian dan tidak memikirkan hal yang lain. Lakukanlah hal yang bisa membuat pikiran tenang, jika  ada orang yang tenang hatinya saat mendengar musik, lakukan saja atau bisa juga dilakukan dengan istirahat yang cukup dan usahakan jangan tidur terlalu larut malam.
Ujian akan menjadi hal yang menyenangkan saat kita melakukannya dengan persiapan yang cukup matang. Datanglah lebih awal pada saat ujian agar tidak tergesa-gesa ketika ujian dimulai, dan yang tidak kalah pentingnya adalah perlengkapan ujian seperti kartu ujian, pena, pensil, papan alas dan lain sebagainya.
Tidak ada hal yang perlu ditakutkan saat ujian berlangsung, jalani saja dengan pikiran positif dan menjunjung tinggi kejujuran. Tidak akan ada artinya jika nilai bagus  namun dari hasil contekan. Persiapan yang matang memang sangat dibutuhkan ketika akan melaksanakan ujian. Hasil yang baik memang selalu menjadi impian semua orang, namun nilainya  akan berkurang jika dilakukan tanpa kejujuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar