Count visitor

Selasa, 29 Mei 2012

Menuju Kebangkitan Menulis

        Organisasi Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 dianggap mampu mencitrakan kebangkitan pergerakan pemuda pada masa penjajahan sehingga hari berdiri organisasi tersebut ditandai sebagai titik balik kebangkitan pemuda. Harapan agar seluruh pemuda Indonesia bangkit secara nasional di segala lini kehidupan dengan meneladani keberhasilan pergerakan pemuda dalam kelompok ini merupakan salah satu alasan diperingatinya tanggal 20 Mei sebagai momentum kebangkitan nasional,meskipun sebenarnya Budi Utomo bukanlah satu-satunya organisasi pemuda saat itu.

        Hari Kebangkitan Nasional biasanya diperingati dalam bentuk upacara bendera.Struktural upacara bendera ini pasti telah akrab bagi masyarakat,terutama kalangan akademis dan pemerintahan. Namun,makna kebangkitan nasional tampaknya belum dipahami sebagian besar pemuda Indonesia.Esensi kebangkitan yang dimaksudkan seolah masih kabur. Hal ini terlihat dari stagnansi perkembangan eksistensi pemuda,terutama dalam hal menulis.

        Menulis belum menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia.Masih sedikit dosen atau guru yang membuat sendiri buku-buku referensi untuk mengajar.  Demikian pula mahasiswa.Secara universal,publikasi karya tulis ilmiah mahasiswa Indonesia masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara Singapura. Indonesia saat ini baru berhasil mempublikasikan sekitar 20 ribu tulisan sedangkan Singapura telah mampu menghasilkan sekitar 108 ribu karya.  Padahal,jumlah penduduk Indonesia berkali-kali lipat jumlah penduduk Singapura.
Universitas Andalas ( Unand ) sebagai salah satu kampus terbaik di Asia Tenggara yang telah berdiri sejak tahun 1948 dan mengusung berbagai program menuju World Class University ternyata juga memiliki masalah dalam memepersuasikan peningkatan aktivitas menulis bagi mahasiswanya. Jika diperhatikan dari jumlah proposal Program Kreativitas Mahasiswa yang diikutsertakan pada seleksi DIKTI,Unand mengalami penurunan.Misalnya tahun 2008 lalu,ada 97 proposal yang diajukan,namun turun menjadi 43 proposal pada tahun 2009. Kuliah umum kewirausahaan yang digagas sejak tahun 2007 dan telah  secara rutin diadakan tiap Jumat siang di Pusat Kegiatan Mahasiswa ternyata belum bisa meningkatkan minat menulis terutama proposal kewirausahaan.

          Mirisnya,keaktifan menulis mahasiswa Unand ternyata kalah bila dibandingkan universitas atau sekolah tinggi swasta yang baru berdiri seumur jagung. Sebab rendahnya produktivitas tulisan mahasiswa ini patut dikaji.Salah satu penyebabnya mungkin dikarenakan kurangnya informasi mengenai lomba menulis yang diketahui mahasiswa. Selain itu,kreativitas mahasiswa belum terlatih dan terarah sehingga masih sulit untuk mengembangkan ide menulis. Pembentukan kelompok diskusi dan peningkatan kuantitas membaca dapat memperkaya khazanah wawasan mahasiswa dan membantu menggali tulisan menjadi lebih sarat  informasi dan berkualitas serta  melatih kepekaannya terhadap kondisi lingkungan terkini. Diskusi juga dapat melatih mahasiswa untuk berbicara dan berpikir kritis melalui pengolahan dan pengembangan berbagai opini selama diskusi dalam memecahkan suatu persoalan secara efisien.

          Hal paling penting adalah kesadaran dari diri mahasiswa itu sendiri untuk menunjukkan potensi dan eksistensinya sebagai pelajar pada tingkatan paling tinggi bahwa dia adalah “maha” siswa .Tentunya sebagai “mahasiswa”,dari segi belajar dan berkarya,tuntutan untuk memberikan kreasi dan inovasi menjadi lebih besar dibandingkan para pelajar  sekolah menengah.Publikasi tulisan juga dapat menjadi cara penyampaian aspirasi dan bukti bahwa mahasiswa mengikuti perkembangan terkini negaranya. ”Mahasiswa” juga seharusnya dapat memanfaatkaan sarana dan prasarana yang ada seoptimal mungkin  sehingga Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat terealisasi dengan baik.

-Suhelnida Eka Putri-
Fakultas Farmasi Unand

Tidak ada komentar:

Posting Komentar