Count visitor

Senin, 21 Mei 2012

Bentrok Bukanlah Jalan Keluar

Oleh : Nitri Asriani*

Mahasiswa merupakan generasi muda bangsa yang membawa harapan baru dan semangat baru untuk negara yang lebih baik kedepannya. Mahasiswa yang dipandang sebagai akademisi dan seorang yang cerdas mengambil satu tempat dihati orang-orang disekitarnya. Mahasiswa juga mampu memberi perubahan untuk kehidupan dilingkungannya. Sebut saja saat semua mahasiswa bersatu untuk menurunkan Presiden Soeharto dari kursi kekuasaannya. Mahasiswa memberi pengaruh besar terhadap situasi dan kondisi negara ini. Lalu, apa jadinya jika mahasiswa penerus bangsa ini saling pecah satu sama lain, bertindak anarkis dan penuh kekerasan terhadap sesamanya. Mahasiswa bentrok bukanlah suatu hal yang asing lagi terdengar saat ini. Bentrok mahasiswa yang biasa terjadi dibeberapa kota besar Indonesia tak pernah luput dari perhatian media, baik itu media cetak maupun media elektonik.
Baru baru ini, polisi menangkap 15 tersangka yang terlibat dalam bentrok mahasiswa di Makasar. Bentrok yang biasanya tak lepas dari tindakan anarkis itu memberi sebuah rasa kecewa dihati masyarakat. Tak perlu jauh-jauh, contohnya saja bentrok mahasiswa yang terjadi dilingkungan Universitas Andalas beberapa waktu lalu. Bentrok yang terjadi antara mahasiswa Fisip dan Fakultas Peternakan menarik perhatian dan simpati kita. Mahasiswa yang tinggal dalam lingkungan yang sama bukankah seharusnya bahu-membahu dan bekerja sama demi kejayaan pendidikan Universitas ini. Memang, perbedaan tak bisa dihapuskan. Namun, masih ada cara yang lebih baik dibandingkan bentrok untuk menyelesaikan suatu masalah. Masalah yang timbul harusnya diselesaikan dengan kepala dingin, sehingga manghasilkan sebuah solusi yang berefek positif.
Bentrok bukanlah jalan keluar dari suatu masalah. Sebagai seorang mahasiswa, tindakan dan gerakannya dipandang sebagai hasil dari suatu bentuk ilmu pengetahuan dan penalaran kecerdasan. Ia seharusnya memberi suatu contoh baik dan penopang dari masyarakat yang minim akan pengetahuan. 
          Mahasiswa juga dipandang sebagai calon pemimpin masa depan. Mahasiswa ini yang akan merangkul, mengayomi dan memberi perhatian terhadap masyarakat yang seakan sudah lama terlupakan. Mahasiswa jugalah yang akan menentukan nasib bangsa ini kedepannya. Jika sang pemimpin masa depan ini terbiasa bertindak kekerasan, dan menyelesaikan suatu masalah tanpa pertimbangan yang matang, akan jadi apa tanah air yang begitu kita cintai ini. Dengan menimang dan memperhatikan akibat dari bentrok itu sendiri, semoga mahasiswa bisa berfikir bahwa kekerasan bukanlah jalan terbaik untuk penyelesaian suatu masalah.


* Mahasiswa Matematika Angkatan 2010
 Fakultas MIPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar