MENABUNG
PAHALA
BY:
Amelia Putri
Hujan mengguyur
membasahi bumi. Jalanan berlobang, tergenang air dan becek. Sayup-sayup
diselingi suara hujan, terdengar seorang pengendara sedang memarahi seorang
yang lugu karena berjalan sempoyongan di tengah jalan. Terlihat juga ia sedang membungkuk
menunjuk-nunjuk celananya yang basah menerobos becek di jalanan karena
menghindari si orang lugu. Konon diketahui si pengendara sedang melakukan
perjalanan menuju sebuah perusahaan untuk wawancara kerja.
Namun,
di saat Ramadhan seperti ini harusnya kita bisa menahan amarah sesakit-sakit
apapun hati kita. Sabar, itu yang perlu selalu diingat saat menjalankan ibadah
puasa. Sebut saja seperti memarahi anak, menghardik orang lugu, dan
membicarakan kejelekan tetangga juga harus di tahan. Kita tentu tak mau faedah
puasa kita kurang hanya karena hal tersebut. Karena disaat inilah iman kita
diuji, mampukah kita menjalani ujian yang diberikan ini selama sebulan penuh
atau tidak. Jika tidak bisa sia-sialah puasa yang telah kita jalani, namun
tetap merasakan capeknya berpuasa.
Untuk itu lihat dan perhatikanlah apa yang
kita kerjakan terlebih dahulu, jangan langsung men-judge seseorang apabila hal yang diperbuatnya belum tentu jelas.
Lebih baik perbanyak ibadah, banyak-banyak berbuat kebajikan dan memberikan
manfaat kepada orang lain. Di bulan yang penuh berkah ini, dengan hanya berbuat
satu kebaikan pahalanya dilipatgandakan dibanding dari bulan-bulan lainnya.
Tidakkah kita mau menabung pahala untuk akhirat dengan berbuat kebaikan
sebanyak-banyaknya? Wallahu alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar