Count visitor

Rabu, 22 Agustus 2012

selamat idul fitri :)


Makna Kemenangan di Hari yang Fitri
By : Amelia Putri

          Setelah sebulan penuh berpuasa, menahan nafsu, lapar dan haus. Bergantilah dengan bulan Syawal, tepatnya 1 Syawal kita dipertemukan dengan hari yang Fitri. Idul Fitri yang berarti suci banyak orang menyebutnya kembali seperti bayi yang baru lahir. Apakah benar demikian? Coba kita ingat dan kenang kembali perbuatan dan sikap sebulan lalu.
          Jika Idul Fitri berlaku untuk semua orang, andaikan ada oknum yang sikapnya justru melenceng dari nilai keislaman selama Ramadhan apakah juga terlahir kembali seperti bayi yang baru dilahirkan? Saya rasa masing-masing kita dapat menemukan jawabannya.
          Maka daripada itu, mari kita flashback tindakan kita sebulan lalu. Jika selama Ramadhan hanya mampu menahan haus dan lapar, tak mampu menjauhkan diri dari ghibah dan tak mampu menahan amarah. Jika selama Ramadhan bukannya menjadi pribadi yang lebih baik, tadarus pun tak beranjak dari juzz 4 sampai gema takbir berkumandang.
Apakah ia juga termasuk pribadi yang menang?
          Sepuluh hari pertama sangat bersemangat qiyammul lail (baca: taraweh), tadarus pun digencarkan setiap malam. Memasuki sepuluh hari pertengahan, tadarus mulai bosan dan qiyammul lail pun mulai bolong-bolong. Hingga pada akhirnya tadarus mentok di beberapa juzz pertama dan malas pergi shalat. Orang seperti inilah yang disebut Ramadhan failed atau gagal Ramadhan. Jika shalat lima waktu saja yang merupakan amalan wajib malas mengerjakannya, bagaimana dengan amalan sunnah lain?
          Begitulah kira-kira gambaran sebagian besar orang atau mungkin diri kita sendiri (jangan sampe lah ya) yang hanya bahagia sesaat ketika bulan Ramadhan. Apakah kita layak menyebut hal demikian di hari yang Fitri, bisa suci seperti bayi yang dilahirkan? Makna kemenangan sendiri baru didapat ketika seseorang bisa meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak dibanding bulan-bulan sebelumnya dan berusaha sekuat tenaga menahan diri dari hawa nafsu yang sesungguhnya terdapat dalam diri sendiri.
          Semoga saja kita tidak termasuk orang yang gagal saat Ramadhan, juga semoga Allah mengizinkan kita bertemu dengan Ramadhan yang akan datang. Tentunya dengan semangat yang semakin menggebu pada malam pertama Ramadhan sampai malam terakhir saat Ramadhan.  InsyaAllah..

menabung pahala.. seharusnya sejak ramadhan sdh s'post


MENABUNG PAHALA
BY: Amelia Putri

Hujan mengguyur membasahi bumi. Jalanan berlobang, tergenang air dan becek. Sayup-sayup diselingi suara hujan, terdengar seorang pengendara sedang memarahi seorang yang lugu karena berjalan sempoyongan di tengah jalan. Terlihat juga ia sedang membungkuk menunjuk-nunjuk celananya yang basah menerobos becek di jalanan karena menghindari si orang lugu. Konon diketahui si pengendara sedang melakukan perjalanan menuju sebuah perusahaan untuk wawancara kerja.
        Namun, di saat Ramadhan seperti ini harusnya kita bisa menahan amarah sesakit-sakit apapun hati kita. Sabar, itu yang perlu selalu diingat saat menjalankan ibadah puasa. Sebut saja seperti memarahi anak, menghardik orang lugu, dan membicarakan kejelekan tetangga juga harus di tahan. Kita tentu tak mau faedah puasa kita kurang hanya karena hal tersebut. Karena disaat inilah iman kita diuji, mampukah kita menjalani ujian yang diberikan ini selama sebulan penuh atau tidak. Jika tidak bisa sia-sialah puasa yang telah kita jalani, namun tetap merasakan capeknya berpuasa.
         Untuk itu lihat dan perhatikanlah apa yang kita kerjakan terlebih dahulu, jangan langsung men-judge seseorang apabila hal yang diperbuatnya belum tentu jelas. Lebih baik perbanyak ibadah, banyak-banyak berbuat kebajikan dan memberikan manfaat kepada orang lain. Di bulan yang penuh berkah ini, dengan hanya berbuat satu kebaikan pahalanya dilipatgandakan dibanding dari bulan-bulan lainnya. Tidakkah kita mau menabung pahala untuk akhirat dengan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya? Wallahu alam.

Rabu, 01 Agustus 2012

Bulan Ramadhan, Asyiknya Baca Apa Ya?
            Bulan Ramadhan kembali datang menyapa. Setelah setahun lamanya sejak Idul Fitri tahun lalu kita harap-harap cemas biar bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, di bulan ini Allah SWT langsung beri kita bonus besar-besaran. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Allah SWT benar-benar menyediakan mesin pahala dimana-mana.
            Bulan Ramadhan itu memang harus ada persiapan khususnya. Karena bakal ada banyak kegiatan yang dipotong. Sekolah contohnya, kegiatan sekolah yang normalnya biasa selesai sekitar jam dua, tapi di bulan Ramadhan bakal dipercepat. Pasti bosan kalau Cuma bengong saja nungguin bedug Maghrib. Itulah kenapa kita harus punya alternatif lain yang bisa buat kita tetap semangat dan tidak malas. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan.
            Baca! Itulah jawabannya. Kenapa membaca? Karena dengan membaca kita bisa mengisi waktu Ramadhan kita yang tiba-tiba kosong. Buat kita yang biasa disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti Organisasi hal itu dapat membantu mengatasi kejenuhan. Membaca adalah solusi paling tepat karena tidak capek, berilmu dan otomatis berpahala.
            Tapi baca apa? Pastinya Alqur’an yang harus jadi prioritas utama. Buat baca Alqur’an kita harus bikin porsi khusus per harinya. Minimal selama sebulan kita bisa khatam sekali. Tidak bakal berat jika kita rutin buat membacanya. Pasti bisa! Apalagi kita juga sama-sama tahu kalau Bulan Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an.
            Selain baca Alqur’an, kita juga bisa baca buku-buku yang sesuai selera. Dari membaca siapa tahu kita dapat inspirasi untuk menulis. Kalau sudah seperti itu, waktu-waktu kita bisa lebih produktif. Kita bakalan terus membaca, menulis, membaca, menulis hingga terbitlah sebuah karya.
By: Mutia Lailatul Faradllah

Bulan Ramadhan, Asyiknya Baca Apa Ya?
            Bulan Ramadhan kembali datang menyapa. Setelah setahun lamanya sejak Idul Fitri tahun lalu kita harap-harap cemas biar bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, di bulan ini Allah SWT langsung beri kita bonus besar-besaran. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Allah SWT benar-benar menyediakan mesin pahala dimana-mana.
            Bulan Ramadhan itu memang harus ada persiapan khususnya. Karena bakal ada banyak kegiatan yang dipotong. Sekolah contohnya, kegiatan sekolah yang normalnya biasa selesai sekitar jam dua, tapi di bulan Ramadhan bakal dipercepat. Pasti bosan kalau Cuma bengong saja nungguin bedug Maghrib. Itulah kenapa kita harus punya alternatif lain yang bisa buat kita tetap semangat dan tidak malas. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan.
            Baca! Itulah jawabannya. Kenapa membaca? Karena dengan membaca kita bisa mengisi waktu Ramadhan kita yang tiba-tiba kosong. Buat kita yang biasa disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti Organisasi hal itu dapat membantu mengatasi kejenuhan. Membaca adalah solusi paling tepat karena tidak capek, berilmu dan otomatis berpahala.
            Tapi baca apa? Pastinya Alqur’an yang harus jadi prioritas utama. Buat baca Alqur’an kita harus bikin porsi khusus per harinya. Minimal selama sebulan kita bisa khatam sekali. Tidak bakal berat jika kita rutin buat membacanya. Pasti bisa! Apalagi kita juga sama-sama tahu kalau Bulan Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an.
            Selain baca Alqur’an, kita juga bisa baca buku-buku yang sesuai selera. Dari membaca siapa tahu kita dapat inspirasi untuk menulis. Kalau sudah seperti itu, waktu-waktu kita bisa lebih produktif. Kita bakalan terus membaca, menulis, membaca, menulis hingga terbitlah sebuah karya.
By: Mutia Lailatul Faradllah

Bulan Ramadhan, Asyiknya Baca Apa Ya?
            Bulan Ramadhan kembali datang menyapa. Setelah setahun lamanya sejak Idul Fitri tahun lalu kita harap-harap cemas biar bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, di bulan ini Allah SWT langsung beri kita bonus besar-besaran. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Allah SWT benar-benar menyediakan mesin pahala dimana-mana.
            Bulan Ramadhan itu memang harus ada persiapan khususnya. Karena bakal ada banyak kegiatan yang dipotong. Sekolah contohnya, kegiatan sekolah yang normalnya biasa selesai sekitar jam dua, tapi di bulan Ramadhan bakal dipercepat. Pasti bosan kalau Cuma bengong saja nungguin bedug Maghrib. Itulah kenapa kita harus punya alternatif lain yang bisa buat kita tetap semangat dan tidak malas. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan.
            Baca! Itulah jawabannya. Kenapa membaca? Karena dengan membaca kita bisa mengisi waktu Ramadhan kita yang tiba-tiba kosong. Buat kita yang biasa disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti Organisasi hal itu dapat membantu mengatasi kejenuhan. Membaca adalah solusi paling tepat karena tidak capek, berilmu dan otomatis berpahala.
            Tapi baca apa? Pastinya Alqur’an yang harus jadi prioritas utama. Buat baca Alqur’an kita harus bikin porsi khusus per harinya. Minimal selama sebulan kita bisa khatam sekali. Tidak bakal berat jika kita rutin buat membacanya. Pasti bisa! Apalagi kita juga sama-sama tahu kalau Bulan Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an.
            Selain baca Alqur’an, kita juga bisa baca buku-buku yang sesuai selera. Dari membaca siapa tahu kita dapat inspirasi untuk menulis. Kalau sudah seperti itu, waktu-waktu kita bisa lebih produktif. Kita bakalan terus membaca, menulis, membaca, menulis hingga terbitlah sebuah karya.
By: Mutia Lailatul Faradllah

Bulan Ramadhan, Asyiknya Baca Apa Ya?
            Bulan Ramadhan kembali datang menyapa. Setelah setahun lamanya sejak Idul Fitri tahun lalu kita harap-harap cemas biar bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, di bulan ini Allah SWT langsung beri kita bonus besar-besaran. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Allah SWT benar-benar menyediakan mesin pahala dimana-mana.
            Bulan Ramadhan itu memang harus ada persiapan khususnya. Karena bakal ada banyak kegiatan yang dipotong. Sekolah contohnya, kegiatan sekolah yang normalnya biasa selesai sekitar jam dua, tapi di bulan Ramadhan bakal dipercepat. Pasti bosan kalau Cuma bengong saja nungguin bedug Maghrib. Itulah kenapa kita harus punya alternatif lain yang bisa buat kita tetap semangat dan tidak malas. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan.
            Baca! Itulah jawabannya. Kenapa membaca? Karena dengan membaca kita bisa mengisi waktu Ramadhan kita yang tiba-tiba kosong. Buat kita yang biasa disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti Organisasi hal itu dapat membantu mengatasi kejenuhan. Membaca adalah solusi paling tepat karena tidak capek, berilmu dan otomatis berpahala.
            Tapi baca apa? Pastinya Alqur’an yang harus jadi prioritas utama. Buat baca Alqur’an kita harus bikin porsi khusus per harinya. Minimal selama sebulan kita bisa khatam sekali. Tidak bakal berat jika kita rutin buat membacanya. Pasti bisa! Apalagi kita juga sama-sama tahu kalau Bulan Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an.
            Selain baca Alqur’an, kita juga bisa baca buku-buku yang sesuai selera. Dari membaca siapa tahu kita dapat inspirasi untuk menulis. Kalau sudah seperti itu, waktu-waktu kita bisa lebih produktif. Kita bakalan terus membaca, menulis, membaca, menulis hingga terbitlah sebuah karya.
By: Mutia Lailatul Faradllah


Bulan Ramadhan, Asyiknya Baca Apa Ya?
            Bulan Ramadhan kembali datang menyapa. Setelah setahun lamanya sejak Idul Fitri tahun lalu kita harap-harap cemas biar bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, di bulan ini Allah SWT langsung beri kita bonus besar-besaran. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Allah SWT benar-benar menyediakan mesin pahala dimana-mana.
            Bulan Ramadhan itu memang harus ada persiapan khususnya. Karena bakal ada banyak kegiatan yang dipotong. Sekolah contohnya, kegiatan sekolah yang normalnya biasa selesai sekitar jam dua, tapi di bulan Ramadhan bakal dipercepat. Pasti bosan kalau Cuma bengong saja nungguin bedug Maghrib. Itulah kenapa kita harus punya alternatif lain yang bisa buat kita tetap semangat dan tidak malas. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan.
            Baca! Itulah jawabannya. Kenapa membaca? Karena dengan membaca kita bisa mengisi waktu Ramadhan kita yang tiba-tiba kosong. Buat kita yang biasa disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti Organisasi hal itu dapat membantu mengatasi kejenuhan. Membaca adalah solusi paling tepat karena tidak capek, berilmu dan otomatis berpahala.
            Tapi baca apa? Pastinya Alqur’an yang harus jadi prioritas utama. Buat baca Alqur’an kita harus bikin porsi khusus per harinya. Minimal selama sebulan kita bisa khatam sekali. Tidak bakal berat jika kita rutin buat membacanya. Pasti bisa! Apalagi kita juga sama-sama tahu kalau Bulan Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an.
            Selain baca Alqur’an, kita juga bisa baca buku-buku yang sesuai selera. Dari membaca siapa tahu kita dapat inspirasi untuk menulis. Kalau sudah seperti itu, waktu-waktu kita bisa lebih produktif. Kita bakalan terus membaca, menulis, membaca, menulis hingga terbitlah sebuah karya.
By: Mutia Lailatul Faradllah

Bulan Ramadhan, Asyiknya Baca Apa Ya?
            Bulan Ramadhan kembali datang menyapa. Setelah setahun lamanya sejak Idul Fitri tahun lalu kita harap-harap cemas biar bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, di bulan ini Allah SWT langsung beri kita bonus besar-besaran. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Allah SWT benar-benar menyediakan mesin pahala dimana-mana.
            Bulan Ramadhan itu memang harus ada persiapan khususnya. Karena bakal ada banyak kegiatan yang dipotong. Sekolah contohnya, kegiatan sekolah yang normalnya biasa selesai sekitar jam dua, tapi di bulan Ramadhan bakal dipercepat. Pasti bosan kalau Cuma bengong saja nungguin bedug Maghrib. Itulah kenapa kita harus punya alternatif lain yang bisa buat kita tetap semangat dan tidak malas. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan.
            Baca! Itulah jawabannya. Kenapa membaca? Karena dengan membaca kita bisa mengisi waktu Ramadhan kita yang tiba-tiba kosong. Buat kita yang biasa disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti Organisasi hal itu dapat membantu mengatasi kejenuhan. Membaca adalah solusi paling tepat karena tidak capek, berilmu dan otomatis berpahala.
            Tapi baca apa? Pastinya Alqur’an yang harus jadi prioritas utama. Buat baca Alqur’an kita harus bikin porsi khusus per harinya. Minimal selama sebulan kita bisa khatam sekali. Tidak bakal berat jika kita rutin buat membacanya. Pasti bisa! Apalagi kita juga sama-sama tahu kalau Bulan Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an.
            Selain baca Alqur’an, kita juga bisa baca buku-buku yang sesuai selera. Dari membaca siapa tahu kita dapat inspirasi untuk menulis. Kalau sudah seperti itu, waktu-waktu kita bisa lebih produktif. Kita bakalan terus membaca, menulis, membaca, menulis hingga terbitlah sebuah karya.
By: Mutia Lailatul Faradllah

Bulan Ramadhan, Asyiknya Baca Apa Ya?
            Bulan Ramadhan kembali datang menyapa. Setelah setahun lamanya sejak Idul Fitri tahun lalu kita harap-harap cemas biar bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, di bulan ini Allah SWT langsung beri kita bonus besar-besaran. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Allah SWT benar-benar menyediakan mesin pahala dimana-mana.
            Bulan Ramadhan itu memang harus ada persiapan khususnya. Karena bakal ada banyak kegiatan yang dipotong. Sekolah contohnya, kegiatan sekolah yang normalnya biasa selesai sekitar jam dua, tapi di bulan Ramadhan bakal dipercepat. Pasti bosan kalau Cuma bengong saja nungguin bedug Maghrib. Itulah kenapa kita harus punya alternatif lain yang bisa buat kita tetap semangat dan tidak malas. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan.
            Baca! Itulah jawabannya. Kenapa membaca? Karena dengan membaca kita bisa mengisi waktu Ramadhan kita yang tiba-tiba kosong. Buat kita yang biasa disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti Organisasi hal itu dapat membantu mengatasi kejenuhan. Membaca adalah solusi paling tepat karena tidak capek, berilmu dan otomatis berpahala.
            Tapi baca apa? Pastinya Alqur’an yang harus jadi prioritas utama. Buat baca Alqur’an kita harus bikin porsi khusus per harinya. Minimal selama sebulan kita bisa khatam sekali. Tidak bakal berat jika kita rutin buat membacanya. Pasti bisa! Apalagi kita juga sama-sama tahu kalau Bulan Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an.
            Selain baca Alqur’an, kita juga bisa baca buku-buku yang sesuai selera. Dari membaca siapa tahu kita dapat inspirasi untuk menulis. Kalau sudah seperti itu, waktu-waktu kita bisa lebih produktif. Kita bakalan terus membaca, menulis, membaca, menulis hingga terbitlah sebuah karya.
By: Mutia Lailatul Faradllah

Bulan Ramadhan, Asyiknya Baca Apa Ya?
            Bulan Ramadhan kembali datang menyapa. Setelah setahun lamanya sejak Idul Fitri tahun lalu kita harap-harap cemas biar bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, di bulan ini Allah SWT langsung beri kita bonus besar-besaran. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Allah SWT benar-benar menyediakan mesin pahala dimana-mana.
            Bulan Ramadhan itu memang harus ada persiapan khususnya. Karena bakal ada banyak kegiatan yang dipotong. Sekolah contohnya, kegiatan sekolah yang normalnya biasa selesai sekitar jam dua, tapi di bulan Ramadhan bakal dipercepat. Pasti bosan kalau Cuma bengong saja nungguin bedug Maghrib. Itulah kenapa kita harus punya alternatif lain yang bisa buat kita tetap semangat dan tidak malas. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan.
            Baca! Itulah jawabannya. Kenapa membaca? Karena dengan membaca kita bisa mengisi waktu Ramadhan kita yang tiba-tiba kosong. Buat kita yang biasa disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti Organisasi hal itu dapat membantu mengatasi kejenuhan. Membaca adalah solusi paling tepat karena tidak capek, berilmu dan otomatis berpahala.
            Tapi baca apa? Pastinya Alqur’an yang harus jadi prioritas utama. Buat baca Alqur’an kita harus bikin porsi khusus per harinya. Minimal selama sebulan kita bisa khatam sekali. Tidak bakal berat jika kita rutin buat membacanya. Pasti bisa! Apalagi kita juga sama-sama tahu kalau Bulan Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an.
            Selain baca Alqur’an, kita juga bisa baca buku-buku yang sesuai selera. Dari membaca siapa tahu kita dapat inspirasi untuk menulis. Kalau sudah seperti itu, waktu-waktu kita bisa lebih produktif. Kita bakalan terus membaca, menulis, membaca, menulis hingga terbitlah sebuah karya.
By: Mutia Lailatul Faradllah

Bulan Ramadhan, Asyiknya Baca Apa Ya?
            Bulan Ramadhan kembali datang menyapa. Setelah setahun lamanya sejak Idul Fitri tahun lalu kita harap-harap cemas biar bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, di bulan ini Allah SWT langsung beri kita bonus besar-besaran. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Allah SWT benar-benar menyediakan mesin pahala dimana-mana.
            Bulan Ramadhan itu memang harus ada persiapan khususnya. Karena bakal ada banyak kegiatan yang dipotong. Sekolah contohnya, kegiatan sekolah yang normalnya biasa selesai sekitar jam dua, tapi di bulan Ramadhan bakal dipercepat. Pasti bosan kalau Cuma bengong saja nungguin bedug Maghrib. Itulah kenapa kita harus punya alternatif lain yang bisa buat kita tetap semangat dan tidak malas. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan.
            Baca! Itulah jawabannya. Kenapa membaca? Karena dengan membaca kita bisa mengisi waktu Ramadhan kita yang tiba-tiba kosong. Buat kita yang biasa disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti Organisasi hal itu dapat membantu mengatasi kejenuhan. Membaca adalah solusi paling tepat karena tidak capek, berilmu dan otomatis berpahala.
            Tapi baca apa? Pastinya Alqur’an yang harus jadi prioritas utama. Buat baca Alqur’an kita harus bikin porsi khusus per harinya. Minimal selama sebulan kita bisa khatam sekali. Tidak bakal berat jika kita rutin buat membacanya. Pasti bisa! Apalagi kita juga sama-sama tahu kalau Bulan Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an.
            Selain baca Alqur’an, kita juga bisa baca buku-buku yang sesuai selera. Dari membaca siapa tahu kita dapat inspirasi untuk menulis. Kalau sudah seperti itu, waktu-waktu kita bisa lebih produktif. Kita bakalan terus membaca, menulis, membaca, menulis hingga terbitlah sebuah karya.
By: Mutia Lailatul Faradllah
Kurma Basah Atau Kurma Kering
                Bukan rahasia lagi kalau kurma adalah makanan pembuka yang sangat dianjurkan oleh Nabi saat berbuka puasa. Dilihat dari kekerasannya,kurma dikelaskan menjadi 2 jenis: kurma basah dan kurma kering. Lalu, mana yang lebih baik? Dalam hadist Nabi dijelaskan bahwa kurma basah itu lebih utama dan lebih baik untuk berbuka. Hal ini karena saat berpuasa lambung kososng dari makanan apapun. Sehingga tidak ada sesuatu yang amat sesuai dengan hati yang dapat disuplai langsung ke seluruh organ tubuh serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air. Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke hati dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Terutama sekali kurma basah yang masak dan masih segar. Hati akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi.
          Kalau tidak ada kurma basah, kurma kering pun baik, karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula.

By: Mutia Lailatul Faradillah

Kurma Basah Atau Kurma Kering
                Bukan rahasia lagi kalau kurma adalah makanan pembuka yang sangat dianjurkan oleh Nabi saat berbuka puasa. Dilihat dari kekerasannya,kurma dikelaskan menjadi 2 jenis: kurma basah dan kurma kering. Lalu, mana yang lebih baik? Dalam hadist Nabi dijelaskan bahwa kurma basah itu lebih utama dan lebih baik untuk berbuka. Hal ini karena saat berpuasa lambung kososng dari makanan apapun. Sehingga tidak ada sesuatu yang amat sesuai dengan hati yang dapat disuplai langsung ke seluruh organ tubuh serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air. Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke hati dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Terutama sekali kurma basah yang masak dan masih segar. Hati akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi.
          Kalau tidak ada kurma basah, kurma kering pun baik, karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula.

By: Mutia Lailatul Faradillah

Kurma Basah Atau Kurma Kering
                Bukan rahasia lagi kalau kurma adalah makanan pembuka yang sangat dianjurkan oleh Nabi saat berbuka puasa. Dilihat dari kekerasannya,kurma dikelaskan menjadi 2 jenis: kurma basah dan kurma kering. Lalu, mana yang lebih baik? Dalam hadist Nabi dijelaskan bahwa kurma basah itu lebih utama dan lebih baik untuk berbuka. Hal ini karena saat berpuasa lambung kososng dari makanan apapun. Sehingga tidak ada sesuatu yang amat sesuai dengan hati yang dapat disuplai langsung ke seluruh organ tubuh serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air. Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke hati dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Terutama sekali kurma basah yang masak dan masih segar. Hati akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi.
          Kalau tidak ada kurma basah, kurma kering pun baik, karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula.

By: Mutia Lailatul Faradillah


Maag, Bau Mulut, dan Puasa
          Ini gangguan yang paling ditakuti oleh banyak orang yang berpuasa; bau mulut yang tidak enak. Meski Nabi sendiri mengatakan bahwa bau mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah, tapi tetap saja ini cukup menganggu.
          Bau mulut ketika puasa terjadi karena kekeringan pada mulut akibat kurangnya cairan (saliva atau air ludah). Karena saliva berkurang, bakteri dalam mulut pun jadi lebih banyak sehingga muncullah bau mulut. Bau mulut juga timbul karena asam dan basa tidak seimbang. Para penderita maag lebih rentang mengidap bau mulut, terlebih saat maagnya kambuh. Hal ini karena asam lambungnya meningkat. Begitu maag kumat, otomatis tingkat keasaman mulut naik ke atas tenggorokan, sehingga timbul bau mulut. Oleh karena itu, bagi penderita sakit maag, makan sahur yang cukup dan mengatur pola makan yang baik akan membantu keasaman di lambung tetap seimbang.

By: Mutia Lailatul Faradillah