Bidiknya Tumpang, Misinya Tindih
Beasiswa pastinya menjadi hal yang paling diminati kalangan
mahasiswa. Salah satu beasiswa yang paling diminati adalah beasiswa bidik misi.
beasiswa ini diberikan selama 8
(delapan) semester untuk program Diploma IV dan S1 serta selama 6 (enam)
semester untuk program Diploma III dengan ketentuan penerima beasiswa berstatus
mahasiswa aktif.
Tapi ada sedikit kejanggalan pada para penerima beasiswa
bidik misi ini. Berdasarkan observasi, hanya segelintir dari mahasiswa penerima
beasiswa bidik misi ini yang mengikuti organisasi tingkat unand. Kebanyakan dari
penerima beasiswa bidik misi ini hanya berorganisasi falkutas ditingkat
falkutas saja.
Hal ini dibenarkan arif mahasiswa falkutas keperawatan penerima
beasiswa bidikmisi 2011, “saya sebenarnya sangat ingin menjadi wartawan kampus.
namun perkuliahan saya ini susah dapat nilai, jadi
saya takut kalau-kalau nilai saya anjlok dan berefek pada beasiswa saya
nantinya. Lebih baik mengikuti organisasi falkutas saja, tidak terlalu sibuk.”
Elisa mahasiswa falkutas mipa juga membenarkan Arif, “beasiswa
bidik misi itu hanya bisa diurus ditahun awal kuliah saja, selanjutnya kita harus
mempertahankan beasiswa itu. Kalau beasiswa diputuskan gara-gara IP (indeks
prestasi) tentu akan sangat sayang. Jadi saya lebih menfokuskan diri pada peningkatan
IP,” Ungkap elisa.
Pernyatan arif dan
elisa tersebut tentu disayangkan, karna mengingat salah satu tujuan beasiswa
bidik misi ini adalah meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang
akademik/kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler. Tapi, pemutusan beasiswa atas
ketidak cukupan terhadap IP yang telah ditentukan universitas menjadi beban
tersendiri bagi mereka penerima beasiswa bidikmisi.
Bidikan salah, misi gagal. Itulah kalimat yang cocok untuk
besiswa bidikmisi saat ini. Penekanan terhadap prestasi akdemik nampaknya jauh
mengesampingkan pendidikan pada ekstra kurikuler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar