Count visitor

Senin, 01 Oktober 2012

opini


Bidiknya Tumpang, Misinya Tindih
Beasiswa pastinya menjadi hal yang paling diminati kalangan mahasiswa. Salah satu beasiswa yang paling diminati adalah beasiswa bidik misi. beasiswa ini diberikan  selama 8 (delapan) semester untuk program Diploma IV dan S1 serta selama 6 (enam) semester untuk program Diploma III dengan ketentuan penerima beasiswa berstatus mahasiswa aktif.
Tapi ada sedikit kejanggalan pada para penerima beasiswa bidik misi ini. Berdasarkan observasi, hanya segelintir dari mahasiswa penerima beasiswa bidik misi ini yang mengikuti organisasi tingkat unand. Kebanyakan dari penerima beasiswa bidik misi ini hanya berorganisasi falkutas ditingkat falkutas saja.
Hal ini dibenarkan  arif mahasiswa falkutas keperawatan penerima beasiswa bidikmisi 2011, “saya sebenarnya sangat ingin menjadi wartawan kampus.  namun  perkuliahan saya ini susah dapat nilai, jadi saya takut kalau-kalau nilai saya anjlok dan berefek pada beasiswa saya nantinya. Lebih baik mengikuti organisasi falkutas saja, tidak terlalu sibuk.”
Elisa mahasiswa falkutas mipa juga membenarkan Arif, “beasiswa bidik misi itu hanya bisa diurus ditahun awal kuliah saja, selanjutnya kita harus mempertahankan beasiswa itu. Kalau beasiswa diputuskan gara-gara IP (indeks prestasi) tentu akan sangat sayang. Jadi  saya lebih menfokuskan diri pada peningkatan IP,”  Ungkap elisa.
Pernyatan arif  dan elisa tersebut tentu disayangkan, karna mengingat salah satu tujuan beasiswa bidik misi ini adalah meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang akademik/kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler. Tapi, pemutusan beasiswa atas ketidak cukupan terhadap IP yang telah ditentukan universitas menjadi beban tersendiri bagi mereka penerima beasiswa bidikmisi.
Bidikan salah, misi gagal. Itulah kalimat yang cocok untuk besiswa bidikmisi saat ini. Penekanan terhadap prestasi akdemik nampaknya jauh mengesampingkan pendidikan pada ekstra kurikuler.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar