Keluarlah air mata.Basuhlah nganga luka.Betapa perih tersuarakan lirih.Aku memandang langit.Langit acuh meski kubisikkan peluh.Aku menyapa samudera.Hanya gema menyahuti rasa.Kucoba memeluk angin tapi hati remuk ditanggapi dingin.
Deru rindu berhembus ke empat penjuru.Pada masa lalu tempat canda mengaburkan duka.Pada sahabat tempat kuat semangat bersemburat.Pada keluarga yang jauh dari mata,penggandeng tangan dalam haribaan.Pada cita-cita penopang langkah supaya pantang menyerah.
Ketakutan memburu.Tak bisa kurangkai kata menanyakan sapa.Tak bisa kuhadirkan mentari bagi lawan bicara.Selalu salah menyampaikan rasa.
Keluarlah air mata.Basuhlah nganga luka.
Aku kerap dikatai angkuh.Padahal setengah mati kutahan jiwa nan rapuh.Ku bersembunyi di balik topeng diam.Menabung suara.Menampung kata-kata yang tak terapung di atas permukaan hidup.Bagaimanakah dapat tepat kutempatkan berkalung-kalung ekspresi?Hanya satu pusaran impian melayari sanubari.Aku ingin dicintai.Dipahami sebagaimana aku apa adanya.Aku ingin berbagi.Bercerita tentang buncah kesah.Tanpa parut beban.Tanpa kepura-puraan.Bersama lembut tulus perhatian.
Terkadang iri mengurung kepercayaan diri.Pada ketela pohon yang menguasai lahan tak bertuan.Tegak anggun memberi banyak manfaat sepanjang tahun.Umbi yang berisi pati sumber energi.Batang yang kembali bisa ditanami lagi.Daun yang kaya zat besi,mengandung rutin yang berjasa sebagai antibakteri dan antioksidan bagi kesehatan.Gembur,subur meski tanpa pemeliharaan teratur.
Lalu,sebentuk fakta itu seolah menampar kesadaranku.Aku..aku punya dua tangan untuk membantu orang lain.Dua kaki untuk berkelana menyampaikan ilmu.Sepasang mata untuk mengamati kebesaran sang Maha Kuasa,meneliti tiap jengkal keindahan yang menghiasi dunia tempat singgah sementara sebelum sang pencipta menetapkan usai usia.Terpenting,aku punya pikiran yang bisa dikembangkan demi para saudaraku.
Saat inilah kujadikan titik balik perubahan.Kukejar satu demi satu anak tangga menuju puncak.Menyelesaikan satu demi satu harapan dan impian melewati seribu satu hambatan tak tertebak.Kembali ku berselimut peluh namun tak kuizinkan keluh membuat semangatku luruh,air mataku tak kan lagi jatuh demi kesia-siaan.Kuingin buktikan aku bisa bersahabat dengan dunia.
Keluarlah air mata.Basuhlah nganga luka.
Supaya lega membingkai jiwa.Berseling diantara hela lelah,tetap kutunggu pemilik separuh sayap yang kan membawaku merengkuh harap,menghentikan alunan ratap biar lambat laun ketiadaberdayaan ini menguap.
-Suhelnida Eka Putri-
Fakultas Farmasi Unand
Deru rindu berhembus ke empat penjuru.Pada masa lalu tempat canda mengaburkan duka.Pada sahabat tempat kuat semangat bersemburat.Pada keluarga yang jauh dari mata,penggandeng tangan dalam haribaan.Pada cita-cita penopang langkah supaya pantang menyerah.
Ketakutan memburu.Tak bisa kurangkai kata menanyakan sapa.Tak bisa kuhadirkan mentari bagi lawan bicara.Selalu salah menyampaikan rasa.
Keluarlah air mata.Basuhlah nganga luka.
Aku kerap dikatai angkuh.Padahal setengah mati kutahan jiwa nan rapuh.Ku bersembunyi di balik topeng diam.Menabung suara.Menampung kata-kata yang tak terapung di atas permukaan hidup.Bagaimanakah dapat tepat kutempatkan berkalung-kalung ekspresi?Hanya satu pusaran impian melayari sanubari.Aku ingin dicintai.Dipahami sebagaimana aku apa adanya.Aku ingin berbagi.Bercerita tentang buncah kesah.Tanpa parut beban.Tanpa kepura-puraan.Bersama lembut tulus perhatian.
Terkadang iri mengurung kepercayaan diri.Pada ketela pohon yang menguasai lahan tak bertuan.Tegak anggun memberi banyak manfaat sepanjang tahun.Umbi yang berisi pati sumber energi.Batang yang kembali bisa ditanami lagi.Daun yang kaya zat besi,mengandung rutin yang berjasa sebagai antibakteri dan antioksidan bagi kesehatan.Gembur,subur meski tanpa pemeliharaan teratur.
Lalu,sebentuk fakta itu seolah menampar kesadaranku.Aku..aku punya dua tangan untuk membantu orang lain.Dua kaki untuk berkelana menyampaikan ilmu.Sepasang mata untuk mengamati kebesaran sang Maha Kuasa,meneliti tiap jengkal keindahan yang menghiasi dunia tempat singgah sementara sebelum sang pencipta menetapkan usai usia.Terpenting,aku punya pikiran yang bisa dikembangkan demi para saudaraku.
Saat inilah kujadikan titik balik perubahan.Kukejar satu demi satu anak tangga menuju puncak.Menyelesaikan satu demi satu harapan dan impian melewati seribu satu hambatan tak tertebak.Kembali ku berselimut peluh namun tak kuizinkan keluh membuat semangatku luruh,air mataku tak kan lagi jatuh demi kesia-siaan.Kuingin buktikan aku bisa bersahabat dengan dunia.
Keluarlah air mata.Basuhlah nganga luka.
Supaya lega membingkai jiwa.Berseling diantara hela lelah,tetap kutunggu pemilik separuh sayap yang kan membawaku merengkuh harap,menghentikan alunan ratap biar lambat laun ketiadaberdayaan ini menguap.
-Suhelnida Eka Putri-
Fakultas Farmasi Unand
Tidak ada komentar:
Posting Komentar