Count visitor

Senin, 30 April 2012

Hardiknas 2012, Kisah Pendidikan Hari Ini


Hardiknas 2012, Kisah Pendidikan Hari Ini

David Murdi*


H
ari ini, 2 Mei 2012, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Hardiknas selalu identik dengan salah satu tokoh penting dalam sejarah perjalanan Indonesia. Ya, Beliau adalah Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Rasa Cinta Menteri Pendidikan pertama ini sangat besar terhadap pendidikan. Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis yang handal mengkritik dan menentang penjajahan lewat tulisannya. Beliau  mendirikan Taman Siswa dan aktif di organisasi Budi Utomo. Semboyan perjuangan Ki Hadjar Dewantara, tut wuri handayani dijadikan sebagai semboyan dalam sistem pendidikan kita sampai saat ini. Atas semua jasa dan perjuangannya, Ki Hadjar Dewantara memperoleh gelar pahlawan nasional dan hari lahir beliau ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Sudah 50 tahun lebih Bapak Pendidikan meninggalkan kita semua, dan selama itu pula kita mengenang semua pejuangan beliau dalam wujud Hardiknas. Kita memperingati Hardiknas setiap tahun seperti upacara bendera, pameran buku, bahkan demonstrasi. Yang penting dari Hardiknas adalah sudah seberapa besar kepedulian kita terhadap dunia pendidikan seperti yang dilakukan Ki Hadjar Dewantara. Kepedulian pemerintah terhadap dunia pendidikan saat ini dibuktikan dengan naiknya anggaran pendidikan untuk APBN 2012, program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang akan dilanjutkan hingga perguruan tinggi, dan kebijakan lainnya. Namun hari ini masih banyak cerita miris dunia pendidikan bahkan menjadi perhatian jurnalis internasional.

Kita tentu masih ingat anak SD di Banten yang harus bertaruh nyawa ke sekolah dengan melintasi jembatan ‘maut’. Kisah miris Sofiah dan kawan-kawannya menjadi liputan utama Reuters waktu itu. Kemudian ditemukan cerita bernuansa pornografi, pornoaksi, dan kekerasan dalam buku pelajaran untuk Sekolah Dasar. Di Sukabumi, ada Lembaran Kerja Siswa (LKS) Kewarganegaraan berbau paham komunis untuk SMA. Pelanggaran Ujian Nasional seperti kebocoran soal yang sudah ‘mentradisi’ setiap tahun. Cerita pelajar berprestasi putus sekolah hanya karena tidak ada biaya. Banyak orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya karena biaya pendidikan yang mahal. Masih banyak cerita lain yang dapat kita lihat di media massa mengenai kisah pendidikan kita sekarang ini.
Di hari bersejarah ini, seharusnya dapat dijadikan awal yang baik bagi pemerintah dan kita untuk lebih meningkatkan  kepedulian terhadap pendidikan dan keadaan sekitar. Jangan sampai ada lagi cerita miris tentang pendidikan yang menjadi aib bagi kita sendiri. Kita tidak boleh membuat semua perjuangan Ki Hadjar Dewantara hanya sebagai kenangan dalam Hardiknas dan tidak melanjutkan perjuangan beliau. Kita sebagai bagian dari sistem pendidikan itu sendiri harus mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Seperti Kata Bapak Pendidikan kita, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan). Selamat Hari Pendidikan Nasional 2012!


         *Penulis merupakan peserta OR Genta Andalas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar